Rabu, 07 Maret 2012

TEORI-TEORI EPI


Nama                          : Sarah
NIM                             : 0901120186
Jurusan                       : Ilmu Hubungan Internasional
Dosen                         : Yusnarida Eka Nizmi S.IP, M.Si
Mata Kuliah                : Seminar Masalah Ekonomi Politik Internasional
Teori – teori dalam Ekonomi Politik Internasional
Teori Pembangunan Adam Smith
Merupakan ahli ekonomi klasik yang paling terkemuka, dikenal dengan bukunya berjudul An Inquiry into the Nature and Cause of the Wealth of Nations yg diterbitkan 1776. Pembangunan ekonomi yang ada dibahas oleh Adam Smith dan para ahlinya antara lain : Hukum Alam, Pembagian Kerja, proses pemupukan modal, agen pertumbuhan, proses pertumbuhan. Kelemahan dari teori pembangunan Smith: mengabaikan peran kelas menengah yang memberikan daya dorong bagi pembangunan ekonomi, alas an yang tidak adil bagi kegiatan menabung, asumsi yang tidak realistis tentang persaingan sempurna,, mengabaikan wiraswasta, dan asumsi yang tidak realistis tentang keadaan stasioner.
Teori Ricardian
David Ricardo mengungkapkan pandangan tentang pembangunan ekonomi dalam ara yang tidak sistematis dalam bukunya The Principles of Political Economy and Taxation diterbitkan 1917. Pendapatnya dalam beberapa hal diantaranya masalah pembangunan  pertanian, tingkat keuntungan, pentingnya tabungan, perdagangan luar negeri, dan teori dinamis. Kelemahan dari teori ini diantaranya mengabaikan pengaruh teknologi, pengertian yang salah tentang keadaan stasioner, kebijakan pasar bebas yang tidak dapat diterapkan, mengabaikan factor-faktor kelembagaan, teori Ricardo adalah teori distribusi bukan teori pertumbuhan, tanah juga menghasilkan selain gandum, modal da buruh bukanlah koefisien yang tetap, mengabaikan tingkat suku bunga.
Teori Malthus Mengenai Pembangunan Ekonomi
Thomas Robert Malthus dikaitkan dengan teori kependudukan, gagasannya mengenai pembangunan ekonomi terdaoat dalam buku II berjudul “The Progress of Wealth” dari bukunya Principles of Political Economy yang diterbitkan 1820. Malthus mengungkapkan mengenai konsep pembangunan, pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi, peranan produksi dan distribusi, factor-faktor dalam pembangunan ekonomi, proses akumulasi modal, kekurangan permintaan efektif, stagnasi ekonomi. Kelemahan dari teori Malthus adalah stagnasi sekuler tidak melekat pada akumulasi modal, pandangan negative terhadap akumulasi modal, komoditi tidak ditukarkan dengan komoditi secara langsung, konsumen tidak produktif  memperlambat kemajuan, dan dasar tabungan bersisi satu.
Teori Dualistik
J.H Boeke merupakan ahli dari Belanda mengembangkan teori yang hanya cocok di Negara terbelakang. Teorinya mengenai “dualisme masyarakat” . DR.Boeke meggambarkan istilah masyarakat dualistic dimana masyarakat menunjukkan ciri tersendiri ditengah system social yang sinkron. Cirri-ciri masyarakat dualistic yakni kebutuhan masyarakat timut adalah terbatas, dan industri pribumi hampir tidak mempunyai organisasi, tanpa modal, secara teknis tidak berdaya, dan tidak mengenal pasar. Teori DR. Boeke dikecam keras oleh Prof. Benjamin Higgins atas dasar keinginan tidak terbatas, buruh lepas bukan tidak terorganisasi, intinya masalahnya penyediaan lapangan kerja yang memadai bagi tenaga buruh yang kurang pekerjaan, yang ada dan yang akan datang.
Teori Division of Labour
Tokoh Adam Smith, mengatakan bahwa betapa pentingnya buruh sebagai sumber kekayaan bangsa, yakni spesialisasi buruh dalam industri. Mengarahkan tujuan produksi kepada konsumen, mengembangkan pentingnya akumulasi capital, teori Adam Smith tentang labour theory of value yang merupakan dasar kapitalisme. Teori ini mendapat kritik keras dari Karl Marx yang menyebutkan sebagai proses eksploitasi yakni proses apropriasi nilai lebih yang seharusnya menjadi hak buruh. Kritik terhadap teori labour theory of value yang melahirkan teori nilai lebih (theory of surplus value) yang merupakan landasan teori kelas, lawan paham kapitalisme.
Teori Evolusi
Teori evolusi atau dikenal dengan teori organik adalah warisan pengaruh zaman pencerahan yang khusus pada zaman itu yang paling menonjol adalah dampak pemikiran manusia tentang perubahan social. Teori ini lahir setelah revolusi industri awal abad ke 19. Teori ini berdasarkan pada enam asumsi perubahan yakni bahwa perubahan dilihat sebagai natural, dereksional, imanet, kontinyu, suatu keharusan, dan berjalan sesuai dengan sebab yang sama. Pada awalnya perkembangan teori ini adalah Frederich Hegel, tapi Auguste Comte-lah yang menjadikan teori evolusi pengetahuan ilmu social positivistic. Menurut teori evolusi, masyarakat akan berkembang dari masyarakat sederhana (primitive) menuju kemasyarakat yang modern (complex) dan memerlukan proses jangka panjang tahap demi tahap. Teori evolusi sangat mempengaruhi hampir semua teori tentang perubahan social setelahnya seperi teori fungsionalisme, maupun teori modernisasi.teori ini menjadi dasar paradigm teori perubahan social modernisasi dan teori pembangunan yang mendominasi pemikirn tentang perubahan social setelah perang dunia kedua.
Teori Fungsionalisme
Teori ini muncul sebagai kritik terhadap teori evolusi, teori ini muncul pada tahun 1930-an yang dikenal dengan teori structural-fungtionalism. Teori ini dikembangkan oleh Robert Merton dan Talcott Parsons, mereka mengatakan bahwa masyarakat dipandang sebagai suatu system yang terdiri atas bagian yang saling berkaitan (agama, pendidikan, struktur social, keluarga, dan sebagainya). Dapat dikatakan bahwa masyarakat memang berubah, tetapi perubahan itu juga mengikut sertakan perubahan system lainnya.
Teori Modernisasi
Teori modernisasi muncul pada tahun 1950-an di AS, dan merupakan respon kaum intelektual terhadap perang dunia yang dianggap kaum evolusi sebagai jalan perubahan. Teori ini lahir pada suasana memasuki perang dingin antara Negara-negara komunis dan liberalis (kapitalis). Perang dingin adalah perang antara ideology dan teori antara kapitalisme dan sosialisme. Persaingan yang panjang antara AS dan USSR (Social Uni Soviyet Rusia), sehingga membuat banyak bantuan dan aliran dana baik dari Negara, organisasi maupun perusahaan dunia, kemudian menjadi dasar para ilmuan social untu meneliti lebih jauh tentang teori ini dan bahkan menjadi sebuah ideology bagi beberapa ahli. Para ahli ilmu social lebih memfokuskan kajian terhadap perubahan social di dunia ketiga, pengaruhnya baginya dunia ketiga tidak hanya dikalangan akademis perguruan tinggi, tetapi dikalangan birokrasi yang merupakan perencanaan dan pelaksana program pembangunan dinegara-negara dunia ketiga.
Teori Pertumbuhan Ekonomi
W. W. Rostow, seorang ekonom AS menjadi bapak teori pembangunan dan pertumbuhan. Pertama kali dikembangkan pada perang dingin serta membendung pengaruh sosialisme. Pertama kali di muat dalam tulisan yang berjudul The Stages of Economic Growth: A Non-Communist Manisfesto, mengungkapkan pendapatnya bahwa modernisasi merupakan suatu upaya untuk membendung semangat sosialisme. Rostow melihat perubahan social sebagai pembangunan, proses evolusi perjalanan dari tradisional ke modern, yang dijelaskan secara rinci (1960) yang dikenal dengan the five-stage scheme. Asumsinya adalah bahwa semua masyarakat termasuk masyarakat barat pernah mengalami “tradisional” dan akhirnya menjadi “modern”. Sikap manusia yang tradisional dianggap sebagai masalah. Lima tahapan yang digunakan oleh Rostow adalah sebagai berikut masyarakat tradisional, kemudian berkembang menjadi prakondisi tinggal landas, lantas diikuti masyarakat tinggal landas, kemudian mayrakat pematangan pertumbuhan, dan akhirnya mencapai masyarakat modern yang dicita-citakan. Rostow menyarankan kelihatannya yang terpenting untuk mendapatkan modal adalah melalui penarikan investasi modal asing.
Teori Penciptaan Tenaga Kerja
Lahirnya teori ini adalah reaksi dari jritikan terhadap teori pertumbuhan. Menurut teori ini kenyataanya penerapan di Negara-negara dunia ketiga telah melahirkan pengangguran. Teori ini lahir dari hasil kunjungan dari studi PBB ILO (Internasional Labour Organization) kebeberapa Negara (Kolombia, Kenya, dan Srilanka) yang ternyata penerapan teori pembangunan dan pertumbuhan dinegara tersebut selain mencapai pertumbuh, tapi disaat yang sama naiknya angka pengangguran. Pelaksanaan teori ini ditujukan pada proyek-proyek pengembangan sector informal, yakni pengembangan pedagang eceran, pedagang kecil atau pedagang kaki lima, atau pengusaha lemah lainnya.
Teori Pemenuhan Kebutuhan Dasar (Basuc Needs)
Mungkin orang pertama yang mengemukan basic needs adalah Mahbub ul Haq dari Bank Dunia (World Bank (WB)). Ul Haq mengatakan strategi ini sebagai serangan langsung terhadap kemiskinan. Orang kedua adalah James Grant, Presiden The Overseas Development Council. Paul Streeten dari WB mendukung bahwa prinsip untuk mengorganisasi pemikiran dan usaha pembangunan. Tujuan dan target harus mencapai kebutuhan dasar bagi semua rakyat dimanapun.
Teori Liberalisme Interdependensi
Interdependensi adalah ketergantungan timbal-balik: rakyat dan pemerintah dipengaruhi oleh apa yang terjadi dimanapun, oleh tindakan rekannya dinegara lain. Pertama kali muncul pada abad ke 20, khususnya semenjak tahun 1950an, dimana banyak Negara besar yang menunjukkan kebangkitannya sebagai Negara industrialis. Richard Rosecrane (1986-1995) telah menganalisis dampak dari pembangunan ini pada kebijakan Negara. Menurut Rosecrane, akhir perang dingin telah menjadikan pilihan tradisional kurang penting dan membuatnya kurang menarik, akibatnya pilihan Negara-dagang semakin disukai bahkan oleh Negara-negara besar. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah , dimana tanah yang seterusnya menjadi factor produksi yang dominan dan modernisasi dan interdependensi menjadi semakin lemah.
Teori Investasi Internasional, antara lain sebagai berikut:
Teori keunggulan monopolitistik[1] (Stephen Hymer 1960) investasi langsung luar negeri  (LN) dilakukan oleh perusahaan dalam industri oligopolistik memiliki keunggulan teknis dan keunggulan lain atas perusahaan pribumi.
 Ketidaksempurnaan pasar produk dan faktor produksi (Caves): pengetahuan unggul memungkinkan perusahaan yang melakukan Investasi memproduksi suatu produk yang disukai konsumen  sama dgn buatan local; dgn demikian perusahaan dapat mengendalikan harga jual dan keunggulan atas perusahaan pribumi. Investasi silang adalah investasi langsung luar negeri oleh perusahaan oligopoly di negara asal masing-masing sebagai tindakan pertahanan.
The follow-the-leader-theory (Knickerboxer) adalah Jika suatu perusahaan yang memimpin atau memulai masuk pasar dalam pasar oligopolistik, maka perusahaan lain akan mengikutinya.
Teori Internalisasi[2] adalah; perluasan teori pasar tidak sempurna dimana untuk memperoleh laba yang lebih tinggi atas investasinya, sebuah perusahaan akan mentransfer pengetahuan unggulnya  kecabang diluar negeri daripada menjualnya di pasar terbuka.
Teori eklektik produksi (Dunning) : bagi perusahaan yang akan berinvestasi di luar negeri harus mempunyai tiga jenis keunggulan: kekhasan pemilikan, internalisasi dan kekhasan lokasi.
Ownership advantage theories : perusahaan pemilik aset bernilai yang memiliki keunggulan kompetitif domestik dapat menggunakan keunggulan tsb untuk menembus pasar luar negeri (LN) melalui penanaman modal asing (PMA)
Investasi silang ; investasi langsung luar negeri oleh perusahaan oligopoly di negara asal masing-masing sebagai tindakan pertahanan.
International Product Life Cycle Theory:[3]  daur produk terdiri dari  masa awal-masa pertumbuhan- masa pucak dan masa jenuh.  Jika produk suatu perusahaan yang telah sampai pada masa jenuh di pasar dalam negeri,perusahaan tetap dapat mencari peluang menjual di negara lain dimana pasarnya masih tumbuh.
Merkantilisme (abad 16-17)
suatu falsafah ekonomi berdasarkan keyakinan bahwa kemakmuran suatu negara bergantung pada harta yang terakumulasi (emas). Untuk meningkatkan kemakmuran negara hendaknya meningkatkan ekspor dan mengurangi impor. Campur tangan pemerintah dlm pembatasan import dgn tarif dan quota diperlukan. Merkantilis melihat kekuatan ekonomi dan kekuatan politik militer sebagai tujuan yang saling melengkapi, bukan saling bersaing, dalam lingkaran arus balik positif. Perekonomian seharusnya tunduk pada tujuan utama peningkatan kekuatan Negara, politik harus diutamakan daripada ekonomi. Beberapa pendukung merkantilis Alexander Hamilton, seorang bapak pendiri AS, pendukung kuat dalam kebijakan-kebijakan proteksionis yang dimaksudkan untuk memajukan industry domestic AS. Friedrich List, seorang tokoh Jerman, pada 1840 mengembangkan teori “kekuatan produksi” yang menekankan bahwa kemampuan menghasilkan lebih pentinga dari hasil produksi. Dengan katalain kesejahteraan suatu negara tidak tergantung hanya pada banyaknya kekayaan, tetapi pada tingkatan Negara tersebut mengembangkan “kekuatan produksi”nya.
Hubungan antara  ekonomi dan politik
Politik lebih menentukan dari pada ekonomi
Aktor utama/unit analisis
Negara
Bentuk hubungan ekonomi
Konfliktual, zero sum game
Tujuan ekonomi
Kekuatan Negara
Liberalisme ekonomi
Liberalisme ekonomi muncul sebagai kritik terhadap kondisi ketatnya pengawasan dan aturan-aturan perekonomian di Eropa pada abad ke 16 dan 17 à kritik terhadap merkantilisme. Kelompok ekonomi liberal menolak teori dan kebijakan yang mengsubordinasikan ekonomi ke dalam politik. Adam Smith, bapak dari liberalisme ekonomi, berpendapat bahwa pasar cenderung untuk bereaksi secara spontan untuk memenuhi kebutuhan manusia tanpa campur tangan pemerintah.
}  Ide Adam Smith mencakup: individu sebagai aktor rasional, percaya bahwa pasar adalah sumber perubahan, kerjasama dan kesejahteraan sementara campur tangan politik dan peraturan pemerintah adalah sesuatu yang dapat menimbulkan konflik dan sangat tidak ekonomis.
}  Menurut Robert Gilpin ekonomi liberal adalah sebuah doktrin dan sebuah prinsip yang mengatur pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan individu dengan membiarkan pasar bergerak sendiri.
}  David Ricardo tentang hukum keuntungan komparatif (law of comparative advantage): perdagangan bebas atau aktivitas perdagangan yang melintasi batas-batas negara, akan menguntungkan bagi seluruh pihak-pihak yang berpartisipasi. Hal ini disebakan karena perdagangan bebas akan mengarah kepada spesialisi dan spesialisasi akan meningkatkan efisiensi dan produktifitas.
Hubungan antara ekonomi dan politik
Ekonomi bersifat otonom
Actor utama/ unit analisis
Individu dan perusahaan swasta
Bentuk hubungan ekonomi
Kerjasama, positive-sum game
Tujuan ekonomi
Kesejahteraan individu dan sosial

Marxisme
Karl Marx menolak pandangan kaum ekonomi liberal (positive sum game), malah ia melihat sebagai tempat eksploitasi manusia dan perbedaan kelas. Marx mengambil pendapat (zero sum game) pada merkantilis dan memakainya pada hubungan kelas bukan negara. Tetapi perbedaannya Marx meletakkan ekonomi yang pertama dan politik yang kedua. Bagi Marx kapitalisme berarti kemajuan bukanlah sebuah kemunduran, dalam dua hal. Pertama, kapitalisme menghancurkan hubungan produksi sebelumnya, seperti feodalisme. Kedua, kapitalisme membuka jalan bagi revolusi sosial dimana alat-alat produksi akan ditempatkan dalam kontrol sosial bagi keuntungan kaum proletar, yang merupakan mayoritas terbesar. Pandangan tersebut biasanya dikenal “materialisme”. Dapat dikatakan bentuk dari kerangka kerja kaum Marxisme adalah sebagai berikut: pertama, negara tidak otonom, mereka digerakkan oleh kepentingan kelas yang berkuasa, dan kapitalisme digerkkan oleh kepentingan kaum borjuis. Kedua, sebagai suatu sistem ekonomi, kapitalisme bersifat ekspansif, selalu mencari pasar baru dan menguntunkan.
Hubungan antara ekonomi dan politik
Ekonomi menguntungkan
Actor utama/ unit analisis
Kels-kelas
Bentuk hubungan ekonomi
Konfliktual, zero sum game
Tujuan ekonomi
Kepentingan kelas

Teori keunggulan absolut (Adam Smith,th1776)
Pasar bebas (pasar yang tidak dibatasi oleh peraturan pemerintah atas quota,pajak-) akan menguntungkan kedua negara yang berdagang. Mendukung  “invisible hand” yang mengatur mekanisme pasar. Argumentasi: Kemampuan suatu bangsa untuk memproduksi suatu   barang dengan jumlah input yang sama lebih banyak dari pada negara lain (suatu bangsa dapat membeli dari bangsa lain maupun menjual hasil yang berlebih)
Ilustrasi Teori Keunggulan Absolut
Dalam persaingan sempurna dan tidak ada biaya transportasi. Negara akan mengkhususkan diri dalam memproduksi barang-barang yang dapat diproduksi dengan lebih efisien (dengan jumlah input sama dalam kurun waktu sama, menghasilkan lebih banyak).
Teori keunggulan komparatif David Ricardo (salah satu pendukung Smith):
Suatu negara yang memiliki kelemahan absolut dalam memproduksi dua barang  dibanding negara lain namun memiliki suatu keunggulan komparatif atau relatif dalam memproduksi barang dimana kelemahan absolutnya berkurang, masih dapat berdagang dengan negara lain.
David Ricardo  1817
Walaupun suatu bangsa memegang keunggulan absolute dalam produksi dua barang,kedua Negara masih dapat berdagang, dengan catatan yang kurang efisien melakukan spesialisasi.
Asumsi teori Absolut dan komparatif:
Hanya membandingkan 2 negara, tidak menghitung biaya transportasi, tidak menghitung perbedaan harga sumber daya, barang dapat berpindah dengan bebas, sumber daya ada yang tidak dapat diperbaharui, efisiensi tidak berubah, dan efek dari distribusi pendapatan disuatu negara tidak dihitung.
Perluasan Model Ricardo:
Sumber daya tidak mudah berganti/bergerak: contoh tanaman coklat diganti padi; buruh textil tidak bisa begitu saja menjadi tenaga di perusahaan pembuat jet. Diminishing return: jika pada keunggulan komparatif sumber daya dianggap konstan (constant return to specialization),pada kenyataannya tidak demikian,seringkali sumber daya menjadi langka atau perlu input lebih. Karena kualitas beda, beda barang,beda pula proporsi sumber daya. Effek dinamis dan perkembangan ekonomi: perdagangan bebas dapat meningkatkan sumber daya suatu Negara (modal, tenaga kerja krn PMA) selain itu meningkatkan effisiensi.
Paul Samuelson
Bertentangan dengan teori comparative advantage, pada kondisi tertentu, suatu negara maju malah menjadi buruk ekonominya bila berdagang dengan negara miskin. misalnya AS vs China . Walau produk dari China lebih murah, tidak otomatis menutup kehilangan pekerjaan. Memindahkan pekerjaan yang berupa jasa (software, callcentre, accounting jobs) ’mematikan’ kelas menengah di AS.
Kaitan Perdagangan dan pertumbuhan
Jeffrey Sach dan Andrew Werner (1995): penelitian di 100 negara antara 1970-1990 terbukti semakin terbuka,semakin tinggi perkembangan ekonomi. Wacziarg dan Welch akhir 90 an meneliti negara2 dari 1958-1998: Negara yang meliberalisasi perdagangan rata2 lebih  meningkat ekonominya dibanding sebelum liberalisasi
Teori Factor Endowment oleh Eli Heckser(1919)-Bertil Ohlin (1933)
Negara mengexpor produk yang menggunakan secara intensif  factor produksi mereka yang berlimpah (karena biaya pasti lebih rendah)  dan mengimpor produk yang memerlukan  faktor produksi mereka yang langka. Beda dengan Ricardo adalah penekanan perdagangan internasional berdasarkan faktor sumber daya yang dimiliki, bukan berdasarkan produktivitas.
Leontif Paradox (Wassily Leontif 1953)
Mempersoalkan teori H-O : leontif menemukan AS ,sbg negara padat modal juga mengexpor produk yang padat tenaga kerja(less capital intensive). H-O mengabaikan biaya transportasi. Perbedaan selera juga tidak dibahas dalam teori perdagangan ini
Teori Daur hidup produk (PLC) (Raymond Vernon, pertengahan 1960) menerangkan negara yang asalnya mengexpor, akhirnya menjadi pengimpor, Berdasarkan observasi bahwa sebagian besar produk baru didunia diproduksi perusahaan AS dan dikonsumsi masyarakat AS. Karena tingginya konsumsi dalam negri AS,membutuhkan inovasi produk terus menerus.awalnya,hanya mereka yang berada pada kelas menengah dinegara lain mampu membeli  dan diikuti negara berkembang. Setelah kondisi ekonomi berubah, perusahaan memindahkan produksi di negara yang lebih murah biayanya. Negara-negara lain membeli produk tersebut lebih banyak, sementara di pasar AS sendiri sudah jenuh ”mature”.
Teori Skala Ekonomi (Economies of scale) dan experience curve
Semakin besarnya pabrik dan meningkatnya output, biaya produksi perunit akan menurun. Hal ini terjadi karena peralatan yang lebih canggih  dan lebih efisien menurunkan biaya.Selain itu  perusahaan dapat memperoleh potongan harga  atas pembelian mereka dengan volume yang lebih besar dan biaya tetap seperti R&D serta overhead  dapat dialokasikan pada kuantitas pengeluaran yang lebih besar
Teori Keunggulan Pionir (First Mover advantage)
Perusahaan yang pertama menerobos pasar  , memiliki keuntungan ekonomis dan strategis. biasanya akan segera mendominasi pasar. Kemampuan perusahaan mencapai skala ekonomi lebih dahulu dibanding pesaing akan memberi keuntungan lebih banyak lagi.
Teori keunggulan kompetitif (Michael Porter 1990)
Kondisi permintaan – sifat dasar permintaan domestik. Jika ada permintaan dari pelanggan, maka produsen akan berusaha memproduksi sebaik mungkin (berkualitas tinggi dan inovatif) dan menjadi produk yang dapat keuntungan persaingan global  dibanding negara yang permintaan domestiknya kecil. Industri terkait dan pendukung, cenderung membentuk kelompok di lokasi tertentu (walau perusahaan mereka telah mendominasi. Kondisi  komposisi factor produksi; Porter membedakan factor dasar (seperti buruh, sumber alam, geografi. dll-Teori H-O) dan Faktor lanjutan (infrastruktur suatu negara). Juga faktor yang dibuat (karena investasi) dan faktor warisan (alam, lokasi) Kekurangan karunia alam akan membuat bangsa melakukan investasi dalam rangka penciptaan faktor lanjutan seperti pendidikan tenaga kerja, pelabuhan bebas dan memajukan sistim komunikasi  untuk memungkin industri mereka maju secara global. Strategi, struktur dan persaingan perusahaan-perluasan persaingan domestik, adanya hambatan masuk, serta organisasi dan gaya manajemen perusahaan.
Teori Stefan Linder Overlapping Demand
Menyatakan selera konsumen sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan,  sehingga pendapataan perkapita suatu negara akan menentukan jenis barang yang dimintanya. Barang yang akan diperdagangkan oleh dua negara yang sama pendapatan perkapitanya atas jenis barang yang sama disebut permintaan tumpang tindih (overlapping demand). Perdagangan intra industri ini timbul karena diferensiasi produk
Laissez-faire:
Laissez-faire: kebebasan pasar dari segala bentuk aturan. Kelompok ekonomi liberal awalnya menginginkan terbentuknya kondisi laissez-faire. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kerangka hukum tetap diperlukan untuk mengawasi pasar dimana Peran negara tetap dibutuhkan. Liberalisme ekonomi yang menginginkan peran minimal negara di dalam perekonomian à liberalisme ekonomi klasik, konservatisme, neoliberalisme.
John Stuart Mill à penganut ekonomi liberal laissez-faire, namun tetap kritis terhadap ketidakmerataan pendapatan. Mill berpendapat bahwa negara harus berperan dalam bidang pendidikan dan membantu orang-orang miskin.
John Maynard Keynes à ekonomi pasar membawa keuntungan bagi manusia, namun pasar juga berpotensi menimbulkan ketidakjelasan (uncertainty) dan ketidakpedulian (ignorance). Situasi tersebut bisa diperbaiki dengan meningkatkan manajemen politik pasar yang dilakukan oleh negara.
Globalisasi dan IPE:
Globalisasi adalah term yang merujuk kepada empat kekuatan ataupun proses di dalam perekonomian global yaitu:
  1. Internasionalisasi (internationalization): menggambarkan peningkatan transaksi antar negara, berupa perdagangan, investasi dan modal. Proses internasionalisasi juga didukung oleh kebijakan yang membolehkan terjadinya transaksi perusahaan swasta di luar negeri.
  2. Revolusi teknologi: mengacu pada cara-cara berkomunikasi yang modern (internet, satelit, komputer). Hal ini menyebabkan jarak dan lokasi bukan lagi sebuah halangan bagi pemerintah ataupun aktor-aktor lain.
  3. Deterritorialization: proses hilangya pengaruh batasan-batasan teritorial (wilayah) akibat pengaruh revolusi teknologi
  4. Liberalisasi: kebijakan-kebijakan pemerintah yang mengurangi peran negara di dalam perekonomian. Misalnya pengurangan pajak atau halangan perdagangan lainnya.
Teori Stabilitas Hegemonik 
Teori ini mengatakan bahwa dibutuhkan sebuah hegemon (negara yang memiliki kekuatan ekonomi dan militer) untuk mengatur dan menjamin terbentuknya sebuah sistem pasar bebas. Tanpa adanya hegemon, aturan-aturan tidak liberal tidak bisa dijalankan à elemen merkantilis. Teori Stabilitas Hegemonic bukan hanya pro merkantilis, tetapi juga menyisipkan element liberal. AS pasca Perang Dunia II adalah sebuah hegemon. Politisi-politisi AS meyakinkan bahwa AS harus mengambil peran pemimpin untuk membentuk sebuah sistem ekonomi yang liberal. Apa saja sumber power yang dibutuhkan hegemon untuk menjalankan perannya? 
}  Military power à menjamin perdagangan
}  Penguasaan terhadap: bahan mentah, modal, pasar dan keunggulan komparatif hegemon
Referensi
Ball,Donald et al. 2008. International Business:The Challenge of global competition. 11th. New York : McGraw Hill.
Fakih, Mansour. 2002. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Griffin and Pustay. 2010. International Business.  6th ed. New York : Pearson.
Griffith, Martin. 2001. Lima Puluh Pemikir Studi Hubungan Internasional. Jakarta:  Raja Grafindo Persada.
Hill,Charles. 2009. International Business:competing in the global market place. New York: McGrawHill 7th ed.
Jackson, Robert. & Georg, Sorense. 2005. Pengantar Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jhingan, M.L. 2004. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Referensi juga diambil dari mata kuliah terdahulu:
Bisnis internasional.
Ekonomi Politik Internasional.
Perdagangan dan Keuangan Internasional.
Teori Hubungan Internasional.



[1] Ball,Donald et al.International Business:The Challenge of global competition.10ed 2006.bab 2 dan 3 hal 88-113
[2] Hill,Charles. International Business:competing in the global market place.McGrawHill 7th ed.2008.bab 6-7
[3] Griffin and Pustay. International Business.  6th ed.New York : Pearson,2010.bab 6