Hidup bagaikan air yang terus mengalir mengikuti arus hingga berujung dimuara yang dalam. Bagaimana jika seandainya engkau menukarkan hidupmu dengan nyawa orang yang engkau kasihi, akankah engkau mau? Pertanyaan yang sulit untuk di jawab oleh semua orang, tapi bagiku hidup hanya sebuah pentas di mana kita para pemainnya bebas menentukan apa yang kita inginkan untuk terus menjalani hidup ini.
Seberapa besar rasa sayang yang dimiliki untuk menjaga orang yang engkau sayangi? Indah pengorbanan yang diberikan kepada orang yang slalu bertengkar dengan mu memberimu kehidupan untuk mebuatmu bahagia dalam dekapan orang yang dia cintai.
Cinta tidak hanya dapat diartikan sebagai rasa yang penuh perasaan tetapi juga rasa yang penuh keingintahuan seseorang akan sesuatu yang membuat kita penasaran. Cinta banyak di salah artikan oleh beberapa orang yang menganggap cinta sesuatu yang penuh akan nafsu dan keinginan untuk memiliki yang tidak dapat dimiliki. Cinta entah kapan akan datang menghampiri kita, saat itu terjadi apakah kita dapat menyadari bahwa semua itu adalah Sesuatu yang melebihi rasa yang selama ini di rasakan oleh semua orang yang mengagumi nya.
Bab I
Hai………………….. Welcome to Indonesia … “non jangan kemana-mana dulu non ,tungguin mamang non..” pinta sang supir kepada majikannya, “mang ra pergi jalan sendiri aja ya ?” sahut sang majikan. “ non jangan non nanti kalau bapak tahu mamang bisa di pecat non” pinta sang supir kepada sang majikan yang terus pergi tanpa memperdulikan pinta sang supir. Abira yang baru pertama kalinya datang ke Indonesia tampak seperti orang kampung yang baru datang kekota. Ia terkagum-kagum melihat suasana kota Duri yang lumayan macet disana sininya.
Setelah berjalan cukup jauh dari tempat datangnya semula abira merasa asing dengan Suasana yang ada disekitarnya, sepertinya orang-orang melihatnya seakan-akan dia orang yang memiliki penyakit yang menular. Disaat yang sama abira merasakan lapar yang tak pernah ia rasakan. Saat berjalan menyusuri jalanan di kota itu, aira melihat tempat yang mirip tenda penuh dikunjungi orang, ia pun tertarik untuk melihat kesana. Ternyata itu sebuhah tempat makan yang lumayan terkenal disana , aku kemudian memasuki tenda tersebut untuk makan, aku memesan makanan yang tak pernah ku makan , begitu banyak yang ingin aku makan, tetapi aku toh masih bisa untuk mencobanya lain kali. Aku memesan makanan yang banyak dipesan oleh orang.
Setelah perutku kenyang aku mengamati orang-orang yang membayar kepada seorang pelayan , saat itu aku baru sadar aku tidak mempunyai uang untuk membayar makanan yang ku pesan, sebenarnya sih bukan gak ada tetapi aku lupa menukarkannya ke Bank karena melihat indahnya kota Duri. Aku langsung mengatakannya kepada orang yang punya warung bahwa aku lupa bawa uang, reaksi yang mengejutkanku ini untuk pertama kalinya aku dimarahi orang itupun sebenarnya aku gak bohong, kemudian pemilik warung menyuruhku mencuci tumpukan piring kotor yang ada, bagiku sih gak masalah toh dirumah aku juga sering nyuci piring (itupun kalau mama dan papa lagi gak ada. untuk diketahui aku mahir lho bahasa indonesia karena dirumah aku selalu diajari berbahasa Indonesia yang bagus,baik dan benar ). Aku mengerjai tugas yang diberikan kepada ku. Sungguh pekerjaan yang menyenangkan, melihat aku yang begitu menikmati pekerjaanku pemilik warung merasa heran mengapa aku begitu senang menyuci piring.
Huh… akhirnya pekerjaan ku pun selesai, ternyata nyuci piring itu melelahkan juga ya apa lagi nyucinya segunung gede aku nyerah deh nyuci piring, ya aku pikir seperti dirumah Cuma nyuci 2 atau 3 piring saja hati kecil ku berbicara, aku diperbolehkan pulang . mang iib yang kewalahan mencarikupun hampir kehilangan akal sehatnya, untung saat itu aku keluar dari tenda dan mang iibpun mengejarku dengan sekuat tenaganya. “non…non… tunggu ..tunggu mamang!” “iya..cepat mang, emang mamang lagi ngapain sih kok lari-lari kayak orang lagi dikejar ama anjing?” “ bukan dikejar ama anjing non,tapi dikejar ama waktu, abis kita udah malam tapi non juga belum sampai, nanti tuan disana ngecek non gimana?” “ ya ampun ra lupa kalau papa akan slalu telpon ra , gimana nih mang?” “ bukan gimana non tapi kita harus buru-buru pulang sekarang non” “iya yuk mang”. Merekapun berjalan menuju sebuah mobil mewah carry Casanova keluaran terbaru warna hitam, orang sekitar yang melihatnya terkagum-kagum melihat mabil mewah tersebut,.
Mobil terus melaju menelusuri jalan Mandau Raya. Yang lebih macet dari tadi siang, waw kayaknya jauh lebih indah disini daripada diluar sana,. Negeriku memang indah memberikan segala keajaiban yang tidak semua orang pernah rasa. Setelah menyusuri jalan lebih kurang 30 menit aku sampai disebuah rumah mewah yang cukup besar, dengan dihiasi taman yang mempunyai pondok yang selama ini ku inginkan, tapi kok rasanya aku pernah lihat pemandangan yang seperti ini entah dimana , selagi aku melihat kedalam lebih jauh aku semakin yakin pernah melihat rancangan arsitektur seperti ini sebelumnya. Setelah sampai di depan pintu rumah tersebut aku baru ingat kalau bangunan itu persis seperti rancangan yang ku buat untuk kerja ku sewaktu aku diluar, tapi dari mana papa bisa tahu keinginan ku untuk membuat rumah seperti ini. Aku adalah orang yang beruntung memiliki orang tua yang sangat menyayangiku. Walaupun aku tau mama yang sekarang bukanlah mama kandungku, tapi aku menyayangi mereka, begitu juga mama sangat menyayangiku.
Keesokan harinya aku terbangun mencium aroma yang begitu harum bersumber dari dapur yang ada di ujung lorong rumah. Aku membereskan tempat tidurku, mandi kemudian mengenakan seragam sekolah SMAN 2 DURI. Yang warna hijau, seragam yang menarik itulah mengapa aku memilih sekolah itu. Segala sesuatu untuk perlengkapan sekolah telah disiapkan bik mumun. Setelah siap berkemas akupun menuju ruang makan maklumlah aku orangnya gak bisa sarapan pagi, oleh sebab itu aku minta bik yanti untuk membuatkan bekal untuk ku. “ udah siap non?” Tanya mang iib,” iya ntar lagi ra siap tunggu ya mang!” jawab abira. Selesai memasang sepatunya abira bergegas pergi karena waktu udah jam 7:00 WIB. “ bik ra pergi dulu ya ! Assalammua’laikum” setelah pamit kepada pembantun dan seluruh isi rumah aku pergi naik mobil. Hampir dekat dari sekolah aku melihat tidak ada orang yang menggunakan mobil, maka akupun menghentikan mang iib untuk menurunkan ku di dekat yang tidak ada orang melihat. Aku turun dari mobil dan merasakan hawa sejuk dan angin yang sepoi-sepoi membelai wajah dan rambut ku. Aku berjalan memasuki kawasan SMA tersebut aku melihat banyak diantara para siswa dan siswi yang saling menyapa untuk berbarengan masuk kekelas. Dan banyak pula siswa dan siswi mengendarai motor ke sekolah.
Aku memasuki lorong sekolah mulai mencari ruang kepala sekolah, untuk melapor kepindahan ku dan mengetahui aku kelas XI IPA berapa. Akhirnya aku menyerah mencari sendiri dan aku mulai menyapa seorang siswi dan menanyainya ruang kepsek. Dan siswi tersebut menunjukkan kepada ku ruang tersebut dan ternyata aku sudah melewati ruang tersebut beberapa kali. Aku masuk untuk menemui kepsek disana ternyata seorang ibu yang cukup ramah. Aku menyampaikan surat kepindahan ku serta administrasi kepada ibu tersebut, tampak ibu tersebut tersenyum ramah serta lega, “ jadi kamu pindahan dari luar negri ya?” Tanya ibu kepsek kepada ku “ iya buk, emang ada yang salah?” aku berbalik bertanya kepadanya “ tidak, emang sudah berapa lama kamu tinggal disana” “ sejak saya lahir buk” “sejak lahir! ( Kepsek tampak terkejut tidak percaya) tapi kok bahasa indonesiamu lancar?” “ emangnya tidak boleh ya buk?” aku balik bertanya kepada kepsek “ tidak kok, ya sudah sekarang kamu masuk kekelas XI IPA 6 kamu kemajlis guru saja dulu, setiba disana nanti ada guru yang mengantar kamu ke kelas” penjelasan kepsek cukup sampai disitu. Aku terus melaju lurus setiba di sebuah kelas yang bertuliskan majlis guru disana telah menanti seorang guru paruh baya bernama Rosmiati guru yang cukup menyenangkan begitu tanggapan pertama ku untuk ibuk tersebut. Buk Ros pun segera mengajakku pergi untuk menuju kelas ku.
Akhirnya aku sampai dikelas yang terlihat dari luar diam,tapi sesungguhnya kelas tersebut sangatlah ribut. Terlihat semua tatapan tertuju pada ku dan buk Ros,”baiklah anak-anak kalian hari ini mendapat teman baru!” semua siswa terdiam tidak berapa lama kemudian terdengar suara berisik, dengan susah payah akhirnya dengan cukup kewalahan buk Ros mendiamkan murid-muridnya. “tenang , anak-anak tenang kalian bisa bertanya apa saja kepadanya , tapi nanti setelah pelajaran ibuk” “ ya ibuk kan kami belum tau namanya , lagipula Cuma nama apa sulitnya sih buk paling Cuma 5 menit doang.” Protes seorang siswa” um…um setelah ibuk pikir-pikir benar juga kamu Ran, yah silahkan kamu bisa menyebutkan nama kamu, asal sekolah, dan lain-lainnya ” pinta buk Ros kepadaku,” Hai nama saya HARISSA ABIRAHAYU THALIANTI PUTRI WARDHANI, cukup panggil saya ARA atau ABIRA, saya berasal dari” belum sempat aku melanjutkan perkataanku seorang siswa” dari sumedang” mendengar perkataan cowok tersebut kontak seluruh kelas menjadi heboh “ sudah diam Rio , kamu ini, ya sudah ya Ra lanjutin aja jangan dihiraukan dia emang gitu ananknya” buk Ros menenangkan muridnya “ saya rasa semuanya sudah buk” jawabku dengan muka yang tak berubah” ya udah sekarang kamu duduk di dekat Sandra di bangku nomor dua dari belakang tidak ada masalahkan ?” Tanya buk Ros kepada ku” iya buk” jawabku singkat. “ ya anak-anak, sekarang apa Pr kalian sudah siap?” Tanya buk Ros kepada seluruh siswanya.” Sudah buk” jawab semua serentak.
Seluruh siswa mengumpulkan tugasnya . aku bertanya kepada teman sebangku ku sekarang lagi belajar apa di mengatakan kalau sekarang lagi belajar bahasa inggris, mendengar itu ada perasaan lega dalam diriku yang tidak tahu harus belajar apa sekarang karena aku belum punya buku panduan dan tidak tahu buku apa yang dimasukkan bik Mumun kedalam tasnya, begitu aku melihat didalam tasnya telah ada daftar pelajaran hari ini lengkap dengan semua buku cetaknya, ternyata mang Iib sudah tau aku kelas berapa dan apa scadule aku hari ini. Aku beruntung mempunyai orang-orang yang mengerti akan kebutuhan ku. “ kamu sudah tau apa-apa aja pelajaran kita hari ini kok sudah lengkap semua buku yang diperlukan ?” Tanya Sandra yang kaget melihat buku yang aku bawa sesuai dengan pelajaran hari ini tanpa meleset satupun,tapi ada seseorang yang menyiapkannya untuk ku.” Jawabku terus terang. “ oh gitu”
Pelajaran bahasa inggris yang cukup menyenangkan mungkin Cuma bagi beberapa orang dikelas ku itu, tapi bagi ku ini suatu pengalaman yang baru yang tidak boleh aku tinggalkan karena aku bisa tahu bagaimana cara orang Indonesia belajar. Ada seorang cowok di kelas ku yang disuruh maju oleh buk Ros dia membacakan teks dengan cukup bagus tanpa wacana yang ditentukan dan mungkin hanya sedikit kekurangannya pada pengucapan kata yang kurang tepat. Kemudian buk Ros memanggil nama ku untuk memperkenalkan diri dengan berbahasa inggris, banyak yang mengejek dan mencelaku, maklumlah mereka mengira aku berasal dari Sumedang seperti yang dibilang Rio. Aku maju kedepan dengan penuh percaya diri “ hai guys,,,,, my nama is ABIRA,you can call me is ARA or ABIRA. Any question?” aku bertanya kepada teman-temanku dengan kosa kata yang mereka punya “ everybody any question” buk ros kembali mengulang pertanyaan ku. Seorang cowok mengangkat tangannya “ ya Adnan silahkan”where you from school?” “ thanks .. I from school is university higt school England, do you know?” “ I am sorry I don’t know that , but I don’t listening about you school?” saat aku mulai menjawab bel istirahat berbunyi disaat itu semua anak-anak berteriak kegirangan tanpa memperdulikan jawaban ku. “yah Ra sampai disini aja kita lanjutkan lain waktu, sekarang kalian boleh istirahat dan tolong tunjukkan keramah-tamahan kalian dengan teman baru kalian , tunjukkan bagaimana murid smanda berteman dan bergaul oke?” “ yes mom” jawab para murid bersamaan. “ hai.. nama aku Rini, kamu mau kekantin gak?” sapa seorang cewek kepada ku “ boleh memangnya kantin dekat mana?” aku balik bertanya kepadanya” dekat kok yuk kita pergi bareng” Rini menarik tanganku, maklumah badan rini lumanyan berisi jadi jelas aku kalah sama dia soal kekuatan. Aku berjalan dengan Rini menulusuri lorong sekolah SMA 2 yang lumayan panjang. Sesampainya dekat majlis guru masih ada lorong yang pendek didekat lorong itu banyak orang yang berdesakan untuk makan dan membeli minuman disa. Aku melihat banyak siswa yang makan bersama ada sekumpulan cowok dan cewek yang terus bercanda sambil menikmati makan minum mereka yang telah mereka pesan sebelumnya. Rini menarik tangan ku untuk mengajak ku ketempat yang penuh dengan kerumunan orang yang hendak membeli makanan, aku enggan karena aku ingat tadi pagi aku menyuruh bik yanti untuk memasukan bekal makanan kedalam tasku. “ Rin, kamu saja ya yang belanja, soalnya Ra tadi bawa bekal dari rumah” “yaudah tunggu aku disini ya jangan kemana-mana loh nanti aku sulit nyari kamu.” “iya aku tunggu disini” Rinipun mulai menyerbu kerumunan yang makin lama bukannya makin sedikit tapi makin padat. Keadaan kantin yang sangat ramai sehingga tidak ada tampat untuk duduk laga, aku berdiri menunggu kedatangan Rini yang sedang borong membeli begiti banyak barang jajanan. Tiba-tiba ada seorang cowok yang menegur ku. “ hai Ra duduk disini, kursi ini kosong kok.” Seorang cowok dari kelas ku, yang namanya pun tidak aku ketahui” terima kasih, tapi Ra lagi nunggu teman jadi disini aja.” Jangan-jangan lagi nungguin si gendut Rin-rin itu ya” “ emangnya kenapa kalau dia kelebihan berat badan itu tandanya dia di kasih makan yang banyak sama kedua orang tuanya dan mereka sayang sama Rini.” Aku membela Rini karena itu memang benar jadi tidak ada salahnya aku membelanya kan. “ Ra yuk aku udah selesai kita makan dikelas aja, disini terlalu ramai jadi udah gak ada tempat untuk makan.” Ajak Rini kepada ku “ duluan ya ..” “ ciko…” sambung cowok tersebut, karena tahu aku belum begitu mengenal mereka semua. “ iya Ciko… aku duluan ya” “ iya hati-hati jangan kebanyakkan makan nanti bisa gendut kayak Rin-rin.” Setelah mengatakan itu teman cowok tersebut tertawa terbahak-bahak, aku malas melayani gurauan mereka karena, perut ku terasa lapar banget.
Sesampainya aku dikelas aku segera membuka tasku dan didalam tas ada sebuah kotak nasi yang sangat aku kenal.” Bawa apaan kamu Ra?” Tanya Rini kepada ku. “ aku bawa bekal dari rumah .” jawab ku singkat “ waouw”
Jawaban yang singkat. Tapi tiba-tiba seorang cewek menimpaliku “ bekal emangnya kamu gak di kasih jajan sama kedua orang tua lho apa?” “ bukan gitu,tapi..” balum lagi aku selesai menjawab seorang teman cewek tersebut ikut-ikutan memberi komentar” bukannya gak dikasih tapi diakan emang gak punya uang untuk belanja .” “bukan gitu juga kali, tapi diakan emang orang miskin yang coba belajar disini paling-paling untuk mencari cowok yang tajir-tajir.” Aku semakin tadak mengerti apa maksud dari pembicaraan mereka tadi, tapi aku hanya tahu sedikit yaitu mereka menganggapku orang miskin “ Rin tahu tidak apa yang di maksud dengan tajir?” aku bertanya kepada Rini dengan wajah yang tidak ku mengerti sama sekali. “ ya ampun Ra kamu memang dari kampung ya , aku lihat dari tadi kamu makai bahasa Indonesia yang baik dan benar.” Rini kaget mendengar pertanyaan ku aku pun berfikir memangnya cara bicaraku selama ini salah ya “ emangnya ada yang salah dengan cara aku berbicara?” “ enggak sih tapi, masak kamu gak tau apa artinya tajir?” “ Ra benar-benar tidak tahu? Tapi kalau Rini tidak mau kasih tahu Ra tidak apa-apa kok.” Aku membuka bekal makananku, karena nanti keburu masuk, begitu bekal ku terbuka Rini terbelalak melihat isi bekal ku yang lumayan kalau menurut ku sendiri itu sih terlalu banyak dan mahal lagi pula perasaan tadi bi yanti hanya masak nasi goreng dadar biasa, tapi kok yang di bawanya justru masakan restoran mahal gini dan banyak pula,” gila lho Ra nih ma kalau aku gak jajan tiap hari juga gak papa lagi.” “ maksud kamu gimana sih?” “ ini mah makanan orang gedongan.” “ gedongan itu apa lalu pertanyaan aku tadi belum kamu jawab?” “ gedongan itu orang kaya lalu tajir itu orang kaya, emang kamu berasal dari mana sih sebenarnya dan lagi aku dengar kamu dapat bea siswa dari sekolah kamu dulu untuk memilih sekolah yang kamu inginkan?” “ itu sih emang iya , tapi aku bukan berasal dari sumedang, tapi mama katanya sih lahir di Jakarta sedangkan papa di Bandung.” “ oh gitu jadi kamu orang dari pusat ya?” “ ya bisa dibilang seperti itu juga sih.” Aku terus memakan bekalku tanpa mempedulikan pandangan teman-teman sekelasku yang belum ku kenal seluruhnya. Disaat lagi asyik-asyik makan tiba-tiba datang segerombolan cowok masuk kekelas dan melihat mukaku dengan tampang yang sangat sangar,tapi toh aku merasa gak pernah punya masalah sama mereka jadi aku cuekin dan terus melanjutkan makan ku. Ketika aku melihat Rini iya seperti ingin mencoba makanan ku jadi” kamu mau? Kalau iya makan aja yuk sama aku tidak apa-apa kok Ra gak marah malah Ra senang karena ada teman yang mau makan sama Ra” “ benaran nih boleh?” rini balik bertanya , aku pun mengangguk aku merasa berentung bisa cepat dapat teman di temat yang baru ini.karena merasa risih dilihatin melulu akupun memberanikan diri untuk pergi menyapa duluan, kata mama “kita yang baru datang sebaiknya harus menyapa duluan jangan biarkan orang penasaran.” Akupun menghampiri gerombolan cowok tersebut, maklumlah aku udah biasa berteman sama cowok waktu masih diluar, karena aku anak satu-satunya jadi aku sedikit agak tomboy dan suka mencoba-coba pengalaman baru,” hai semua kenalkan nama aku Abira, bisa tidak kita jadi teman karena aku disini tinggal sendirian.” Salah seorang cowok berkata” atas dasar apa lho mau kenalan ama kita-kita?” mendengar perkataan cowok tersebut semua temannya yang lain ikut tertawa.” Jadi pertemanan perlu dasar ya?” aku balik bertanya “ ya iyalah kami ini gak gampang kenalan ama orang apalagi itu cewek yang nyari kepopuleran!” jawab cowok yang lain” kepopuleran itu maksud kalian terpandang gitu.?” Aku yang tidak begitu mengerti kelepasan bertanya , Rini yang melihat hal ini menggeleng-gelengkan kepala dan memegang jidatnya , lalu segera mengambil langkah seribu ketempat ku dan mulai menarik tanganku” Ra ayo, eh maaf ya kalau dia agak lancang?” “ kok minta maaf sih Ra kan tidak salah” aku mengoreksi perkataan Rini” betul lagi dia kan gak salah jadi untuk apa lho minta maaf segala,.” Cowok yang cukup tampan memberi kesetujuannya atas perkataanku “ sini duduk ama kita-kita biar gue jelasin arti popular, “ cowok tersebut menyuruh teman-temannya bergeser untuk memberi tempat duduk kepadaku “ udah Rin lanjutin aja makannya” aku menyuruh Rini untuk melanjutkan makannya” iya, tapi lho harus hati-hati ya” “ iya”
Setelah aku duduk mereka mulai banyak bertanya kepadaku tentang apa yang aku ketahui dan pengalaman ku pertama datang ke kota ini disamping itu mereka juga telah menjelaskan yang dimaksud dengan popular itu apa dan ternyata itu sama dengan pengertian yang selama ini aku ketahui. Tanpa terasa aku menjadi akrab di lingkaran cowok-cowok tersebut” sudah-sudah Ra makin tidak mengerti apa yang kalian bicarakan, sekarang Ra boleh tahu kan nama kalian?” “ iya-iya nama gue ABDI “ cowok yang pertama bertanya kepada ku “ kalau gue GILANG,” lanjut cowok disebelah kanan ” kalau gue DENI,” kalau gue BAYU” “ gue EDO” “ dan yang itu lagi suntuk plus bete namanya RANGGA” disaat yang bersamaan bel masuk berbunyi “ udah ya jangan lupa datang kerumah Ra kapan kalian bisa” “ beres deh pokoknya asalkan ada makanan dimanapun gue mau” “ enak ama lu dong Lang “ timpal edo. Mendengar perkataan teman –teman baru ku aku tertawa karena aku tahu masih banyak lagi hal tidak aku ketahui dan aku semakin penasaran bagaimanasih kota Duri itu!, melihat keakraban ku dengan geng rangga banyak anak cewek dikelasku yang merasa benci kepadaku.
Pelajaran hari ini usai dengan baik dan aku merasa kembali kepelajaranku waktu aku masih kecil sehingga aku hanya perlu mengingat kembali semua yang langsung terbayang dalam ingatanku dengan sangat jelas. Seluruh buku catatan ku pun masih putih bersih tanpa ada bekas coretan tinta sedikitpun. Pulang sekolah keadaan seperti segerombolan anak ayam yang menyerbu makanan. Aku yang tidak ingin cepat-cepat pulang masih bersantai membenahi buku-bukuku yang masih berantakan, disaat yang sama Abdi menghampiri ku” mau ikutan gak mengenal Kota Duri lebih jauh lagi, itupun kalau lho gak punya urusan lain “ aku berfikir sejenak dari pada aku pergi sendiri yang aku sendiri gak tahu persis seperti apa kota ini maka” boleh deh akupun tertolong karena ada kalian yang mau membantuku untuk melihat-lihat kota thanks ya” akupun tersenyum lembut kepada Abdi, dengan buru-buru aku membereskan buku-bukuku. Sekolahpun sudah sepi hampir kosong” yuk cepatan “ kata Bayu. Rangga Cs pergi menuju tempat parkir untuk mengambil motor mereka sedangkan aku menunggu dipagar disaat yang bersamaan aku melihat mang Iib sudah menunggu ku aku pun segera menghampirinya dan menaruh tas didalam mobil, disaat yang sama Rangga Cs keluar dan melihat aku keluar dari mobil tersebut “ mang Ra pergi jalan-jalan dulu ya mamang langsung pulang aja, nanti kalau papa atau mama nelpon bilang gitu aja ya mang, dah.” “ tapi non nanti mamang di…” balum sempat mang Iib menyelesaikan perkataannya ku udah keburu lari menghampiri Abdi “ yuk kita pargi “ melihat kejadian itu mereka sempat bengong sih tapi gak berapa lama mereka disadarkan oleh terikan Abira. “ gila lho ternyata lho anak orang kaya, “ Deni mewakili pertanyaan teman-temannya” “memangnya kenapa?” aku balik bertanya” apa orang tua lho gak cemas kalau lho gak pulang?” lanjut Bayu “ sudah tidak perlu khawatir mama sama papa tidak ada masalah selama Ra tidak kenapa-kenapa, kapan kita berangkat nih Ra sudah tidak sabar” “iya sekarang kita berangkat tapi nanti lho harus ceritain tentang lho, dan satu lagi lho harus memperbaiki cara bicara lho supaya biar sedikit lebih gaul” kali ini Rangga memberi saran yang lumayan pedas “ iya yuk Ra naik motor siapa?” “ siapapun gak keberatan boncengi tuan putri” sindir Gilang. Akhirnya aku naik motor Edo yang lumayan cukup aneh. Mereka pun pergi menuju ke PM yang lumayan dekat dari lokasi mereka sekolah. Sesampainya Ra disana ia melihat begitu banyak orang yang berjualan dipinggir jalan dan ditrotoar yang seharusnya gak dipakai untuk jualan malah dipakai untuk berjualan berbagaimacam barang harian dan aksesoris yang begitu banyak. “ Do kok banyak yang berjualan ditrotoar sih?” aku bertanya kepada Edo yang sibuk dari tadi memperbaiki cara duduknya yang seperti orang lagi kesemutan. “ yailah lah inikan duri dimanapun merupakan tempat untuk nyari uang”. Disaat yang bersamaan mereka menghentikan laju sepeda motornya. Dan mereka masuk kesebuah pasar bertulis PASAR MANDAU DURI “ yuk tunggu apalagi sekarang kita mau nyari hadiah besok Putri ulang tahun, jadi sekarang kita langsung berburu yuk. Udah jangan bingung aja biar jelek-jelek gini inituh merupakan tempat yang paling murah mencari hadiah yah walaupun sih gak semuanya asli tapi yang pentingkan maknanya” celoteh Abdi. Udah sampai kapan mau nunggu disini.” Rangga membuyarkan kekaguman ku yang dari tadi memandangi tempat yang akn ku lalui itu.
Kami bertujuh memasuki kawasan dengan begitu banyak pernak-pernik untuk cewek dan cowok yang ada dengan harga yang relative lebih murah dari harga di mol dan departemen stor. Kami akhirnya sampai di toko yang diberi nama toko mawar indah, disana dijual berbagai macam perlengkapan untuk cewek. “wah hebat banget aku tidak membayangkan kalau ada toko seperti ini dan barang yang dijualpun sangat murah” aku membatin dalam hati, karena selama ini yang membeli semua keperluan aku itu ya mama, sebab aku tidak diperbolehkan untuk pergi sendiri. “ ya ampun Ra kamu tuh datang dari mana sih, masak tempat kayak gini aja kamu juga gak tau?” Bayu seolah-olah mengerti akan kekaguman ku akan PM. “Ra datang dari asalnya dari papa Ra, dan usulnya dari mama RA”. Mendengar pernyataan ku yang kolot tersebut semua yang mendengar jadi tertawa termasuk penjaga Toko tersebut. “ Ra.. Ra lho kalau dilihat-lihat makin hancur aja ya!” komentar Abdi,” yeeeee emang Ra apaan kok dibilang hancur sih!” akupun protes kepada Abdi. “ udah-udah lho tuh emang bisa ya buat suasana yang unik,belum pernah gue ketemu cewek kayak lho”. Rangga yang entah memberi pujian atau cacian tersebut membuat ra tersenyum” makasih kalau Ra bisa membuat bahagia semua orang, tapi Ra ngak mau disamain loh” aku pun membalasnya dengan bergaya sok imut. “ tapi apa yang dibilang Rangga tadi benar lho Ra?” Deni pun memberi persetujuan atas perkataan Rangga. “ iya selama ini cewek yang mengusik kami ataupun dekat dengan kami tuh semuanya pada pentingin diri sendiri aja” Edo menambahi “ tul, tuh apa yang dikata Deni, semua cewek tuh maunya kekayaan dan popularitas” timpal Bayu lagi.” Oh gitu ya makanya tadi kalian semua menuduh ra yang seperti kalian ucapkan?” akupun sadar dan paham itu semua” sorry ya tuan putri”Rangga cs mengucapkannya bareng-bareng. “ yuk katanya mau beli kado?” aku yang sudak gak sabar untuk melihat isi PM menjadi kesenangan sendiri. “ yaudah yuk cepat” Gilang memberikan instruksi. Kami semua pergi mengubrak-abrik Toko pernak-pernik yang ada.
Jam udah menunjukkan jam 15:30 WIB, cacing diperut Ra berbunyi ingin diisi oleh majikannya, dan celaka lagi itupun didengan oleh Gilang. “ woi makan dulu yuk gue udah laper nih” “ yeeeeeee makan mulu sih kerja lho” jawab yang lain bersamaan kecuali Ra “ iya Ra udah laper dan cacing diperut Ra udah bergendang kayak beduk nih” “ tuh cara bicara lho udah mulai membaik” edo memberikan komennya kepa Ra. “yaudah yuk kita maem” ajak Rangga “ tapi dimana Ga” tanya Deni” tul dimana?” sambung Abdi “ dimana ja deh yang penting Ra kenyang” Aku memberikan usul. “ gimana di warung pak Dadang aja” Gilang memberi usul” oke yuk pergi” kali ini Deni yang memberikan instruksi.
Sesampai diwarung yang dituju”ya ampun inikan warung yang dimana Ra disuruh nyuci piring” aku membatin “ loh kok bengong, tenang aja disini murah kok” Gilang memberikan sedikit ketenangan. “ sebenarnya sih bukan masalah uang atau money, tapi yaaaaaaaaaaaa”. “ mang pecel lele 7 plus nasi plus lagi ayam baker plus minumanya the botol SOSRO” Edo memesan makanan. Tenang ja dijamin enak kok Ra” Bayu berkata. Pesanan datang beguti pak Dadang melihat wajah Ra pak Dadang kaget” ternyata temannya nak Rangga cs ya non” “ iya pak”. Kami menikmati makanan yang telah disediakan dengan lahap. Rangga,Gilang,Bayu,Deni,Edo serta Abdi yang melihat cara Ra makan seakan gak percaya” lho tu laper apa kelaperan sih?” Tanya mereka hampir berbarengan”yang jelas Ra lapar!” jawak ku singkat. Setelah mendengar jawaban ku mereka menggelengkan kepala seperti tidak percaya ada seorang cewek yang makannya sampi 3 piring. Makan-makanpun selesai,Rangga meminta bon kepada pak Dadang” berapa pak?” akupun segera berdiri “ gak usah biar Ra yang bayar, ya hitung-hitung sebagai dasar pertemanan yang tadi!” . haa ….. ha …. Lho masih ingat ja yang tadi” timpal Deni. Semua yang dimakan kenanya Rp 125.500,- Ra mengeluarkan uang dari dalam tasnya nih pak,makasih ya” “ iya neng”
Perut kenyang hati puas keinginanpun udah terpenuhi, kali ini Ra pulang tanpa mau diantar ama Rangga cs. Aku masih duduk diwarungnya pak Dadang, dan mengingat pembantunya sedang sibuk dan kewalahan mencarinya. Mang Iib secara kebetulan melihat ku di warung Pak Dadang segera menghampiri ku dan menyuruh ku pulang. Iya sih udah hampir seharian penuh ku habisi waktu ku diluar rumah. Hari pertama yang menyenangkan, dimana aku melihat keindahan kota Duri serta mempunyai teman yang begitu beraneka ragam. Gimana besok ya?
Aku terdiam sndirian di pondok ditengah begitu banyak bunga yang bermekaran, ditemani para pembantu yang selalu menunggu ku di pinngiran pondok tempat ku bernaung. Aku pun menyelesaikan pr yang ada dengan mengingat kembali hal-hal yang baru ku alami, sewaktu pertama masuk sekolah. Hp ku berbunyi disana tampak sebuah nomor yang sangat aku kenal.
“ Assalammua’ikum pa?”
“Wa’laikummussalam”
“ gimana kabarnya? Ra betah gak?”
“ sangat betah pa, maksih ya pa udah nyiapin semuanya untuk Ra”
“ apa sih yang enggak papa lakukan demi putri papa yang paling papa cintai”
“ iya,iya Ra juga sayang ma papa. Pa?”
“ apa?”
“ Mama mana pa?”
“ nih ada”
“ hy honey”
“hy mam”
“ how you study?”
“ my study fine and amazing?”
“ oh.. tapi kamu makannya yang banyakkan?”
“ iya mama ku saying,Ra akan mematuhi semuanya kok”
Yaudah kalau kamu bisa mematuhi semuanya, bagus”
“ disana hati-hati ya saying?”
“ iya mama ma papa, tapi mama sama papa juga jangan terlalu ca[ek ya”
“ iya sayang”
“ selamat bobok, semoga mimpi indah ya ?”
“ mat bobok juga, cium sayang untuk mama ma papa?”
Percakapanpun berakhir, pr pun telah selesai. Aku mulai mengamati bulan serta intang yang terlihat di pondok keci ku. Aku begitu mengagumi ciptaan yang Maha Kuasa tersebut. Tanpa terasa akupun tertidur dipondok ku. Bik Rum segera mengambilkan selimut untuk ku dan menyuruh mang Iib untuk mengendongku hingga kekamarku, yang letaknya cukup jauh dari tempat ku tertidur.
Pagi hari ku terbangun,melihat diri u berada dikamar ku. Aku begitu tidak sabar menantikan keadaan sekolah. “mang I………..I…………..b” aku memanggil mang Iib dengan suara yang lantang membuat seisi rumah lansung berdatangan. “ ada apa non?” Tanya mang Iib. “ Ra mau pakai sepeda yang ada digarasi kesekolah, cepat siapkan ya mang?” “ iya njon” mang Iib pun langsung pergi meninggalkan tempatnya berada tadi,” bik Parja ngak usah membuatkan Ra sarapan, dan yang lainnya beresin serta jaga rumah yang baik ya?” “ baik non” jawab para pembantu bersamaan.Aku melihat sebuah kendaraan betrik(sepeda listriik) telah terparkir didepan rumah. “ semuanya Ra pergi dulu ya” “ hati-hati ya non”pesan mang Iib kepada ku. “ baik mang”
Sesampainya aku disekolah anak-anak pada melihat kearah ku dengan sinis, tapi itu tidak berlangsung lama, “pagi Ra ?” sapa Rangga dari belakang. “ pagi juga Ga?” aku membalas. Kami berjalan berdua menuju kelas yang belum sampai 3 menit berjalan bel masuk telah berbunyi. Sesampainya dikelas aku melihat begitu banyak murid yang mengerjakan tugasnya disekolah itupun ter masuk Rangga cs.” Hai kok ngerjain pr sekarang?”aku bertanya heran kepada Rangga. “ emangnya lho udah selesai?” “ udah kok ?” “ pinjam dong?” Rangga cs memohon.” Nih tapi jangan dirusakkin ya?” “ beres” jawab mereka berbarengan. Karena hari itu guru-guru mengadakan rapat maka semua murid tertolong. Limabelas menit kemudian guru kimia masuk kedalam kelas. Dua menit sebelumnya Rangga cs telah menyelesaikan kopiannya.
“Pagi anak-anak?”
“ pagi buk”
“ maaf ya ibuk masuknya telat?”
“ngak papa kok buk”
“ ya sudah kalau gitu semua prnya dikumpulkan ya?”
“ ya buk”
Bu Susi melihat hasil dari pr kami, kemudian buk Susipun mengadakan Tanya jawab kepada kami, Tanya jawab yang lumayan mudah itu ditunjuk buk Susi yang mengerjakannya adalah Adnan, siswa yang cukup cerdas dikelas. Soal di selesaikan dalam waktu 5 menit, kemudian buk Susipun menunjuk ku untuk mengerjakan soal berikutnya. Akupun berhasil mengerjakan dalam waktu kurang dari 2 menit. Saat buk Susi ingin bertanya, bel keluar mainpun berbunyi dengan lantangnya.
Kini aku tidak lagi membawa bekal, karena sewaktu berpisah kemarin Rangga sudah janji mau mentraktirku makan dikantin. Aku mengajak Rini untuk bergabung dengan kami, dia pun bergabung dengan kami.”Ra sini?” sebuah suara menyapaku,ternyata suara itu berasal dari sebelah kiri kantin paling pojok, sumbernya adalah Bayu “iya Bay” yuk aku mengajak Rini untuk duduk bersama kami. “udah pesan apa saja?”aku bertanya kepada mereka.”nih mau mesan sesuatu yang bikin perut karung lho tu muat.” Canda Gilang.”lho tu ma yang perut karung ?” bela Edo .” udah ah, tapi Lang Ra gak segitunya kali” aku membela diri dengan argument yang asal-asalan.”woi bantui ngapa?”teriak Abdi sama Rangga “iya bawel” akupun ikut mengambil pesanan yang udah dipesan.”hai Rin? Udah lama nangkring disini?” tanya Rangga” aku tadi diajak sama Ra kok” “ emang sapa yang marah lho gabung ama kita,kan emang dari dulu lho tukan cs kita?” “ iya juga ya”.
Tidak jauh dari tempat kami menikmati hasil kerjakeras serta jerih payah Abdi, bersemayam Ciko cs yang duduk berpasang-pasangan dengan wanita yang cantik-cantik.”woi katanya ada gadis desa ya yang pindah kemari?” Ciko membuka peperangan. Aku tidak mau tau apa yang dimaksudnya dan untungnya aku memiliki teman-teman yang baik. sementara Deni membalas” biar orang kampung tapi mempunyai tujuan untuk belajar, bukan kayak kita ya friends? Yang mau enak aja tanpa memikirkan dari mana orang tua kita mendapatkan biaya buat kita sekolah”. Ciko merasa mati kutu dengan penuturan Deni,dia tidak menyangka bahwa akan dibalas seperti tadi.
Disaat perang mulut sedang seru-serunya terdengar bunyi HP yang cukup menyita perhatian kedua kubu tersebut. Tapi tidak ada yang menyangka kalau bunyi ring tone tadi berasal dari HP ku. Aku mengeluarkan HP dari dalam saku rok ku. “ tunggu ntar ya?” Bayu yang sedang makan asyik menghentikan gerakan tangannya. Dan Rangga cs membatin” gila nih cewek benar-benar orang tajir abis”. Aku mendapat telpon dari papa mengatakan bahwa akan ada seseorang yang tinggal bersama ku untuk menjaga ku. Memdengar itu aku hanya terkejut ingin sekali ku protes keputusan papa, tapi telpon langsung diputuskan. “dari siapa Ra?” Rini memberanikan diri untuk bertanya.”dari papa”. Ayolah apasih yang perlu dikhawatirkan ?” Tanya Edo” tapi tuh HP kok kecil amat ya?” Tanya Bayu” ini tu bukan HP, tapi telpon?”aku menjawab asal-asalan”sama aja dodol” merekapun membalikkan jawaban yang makin ngak masuk akal. Akupun mulai merasakan bahwa hidupku bentar lagi akan menjadi neraka yang penuh dengan duri tajam. Aku melanjutkan makan ku dengan tidak banyak buang waktu lagi. Bel masukpun berbunyi, kami kali ini belajar dengan buk Linda, ya itu bahasa Indonesia yg pasti kayak na yang memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar di kelas ini hanya aku dan beberapa teman yang lain. Aku melihat begitu banyak perbedaan yang terjadi didalam kelas ini, lihatin aja masak dalam satu kelas terdapat geng-geng yang gak jelas siapa pembuat dan pendirinya, tetapi satu yang pasti bahwa geng-geng tersebut terdiri dari cewek-cowok cakep, cewek cowok cupu dan ada juga yang acuh tak acuh dengan keadaan kelas mereka. Selesai jam sekolah Rangga dan teman-teman ku yang lain menungguku tapi gara-gara telepon dari papa tadi aku tidak jadi pergi bersama mereka karena aku harus buru-buru untuk menjemput orang di Bandara, ya apa boleh buat papa yang terlampu saying ntah khawatir dengan anak gadis satu-satunya. Mereka mengantarku dan menunggu ku sampai dijemput mang Iib, kami bercanda sambil menunggu, sungguh candaan yang kasar tapi ya mau gimana lagi aku yang sudah lama tinggal diluar bahkan baru pertama kalinya ke Indonesia merasakan bahwa apa yang dikatakan papa dan mama ada benarnya juga “bahwa orang Indonesia ramah-ramah dan ada juga yang kasar tergantung suku bangsanya. Tidak berapa lama kemudian Mang Iib pun datang dengan mobil yang biasa, Rangga Cs yang melihat hal tersebut semakin penasaran sebenarnya aku dari mana sih, tapi aku belum bisa menjawab pertanyaan mereka, yang jelas aku buru-buru mau kebandara, dan aku segera masuk sambil berpamitan kepada mereka.
Perjalanan menuju bandara yang jauh membuat ku tertidur, sesampai di bandara Sultan Syarif Qasim (SSQ) mamang langsung turun dia tidak tega membangunkan ku yang capek karena pelajaran disekolah. Aku aja belum mengganti seragam ku yang jelasnya bau karena telah kupake 2 hari. Mang Iib keluar sambil membawa papan nama yang bertuliskan KIANDRA ASTRA WIRATMAJA. Dengan tulisan yang besar, lama ditunggu tapi yang ditunggu ditidak menongolkan batang hidungnya.. satu jam berlalu dua jampun berlalu tak terasa hari sudah sore karena tidak dating juga maka mang Iib membangunkan ku untuk meminta persetujuan lebih baik menelpon papa untuk mengatakan bahwa orang yang dibilang sama papa gak dating, aku terbangun dan langsung menelpon papa dari kejauhan aku mendengar bahwa katanya dia udah tiba diduri 5 jam yang lalu, dan itu berarti aku dating telat dan dia langsung pergi gitu aja….
“iiihhhhh seeebeeelllll………” gerutuku, belum pernah aku sesebal ini menunggu orang dan lagi ditambah aku belum ganti baju dan makan siang. Akibatnya magg ku kambuh dan mang Iib mempercepat laju mobilnya, kamipun sampai dirumah, tetapi setelah dilihat dalam rumah tidak ada seorangpun kecuali para pembantu ku yang setia. Aku bertanya “bik Par apa tadi ada orang yang kesini?”
“ tidak ada non..”
“oh makaasih ya?”
Mereka menyiapkan makan malam dan juga membawakan kotak obatku karena mereka tau bahwa mahg ku kambuh. Aku memang orang yang beruntung mendapatkan orang-orang baik seperti mereka.tak lama sesudah itu papa menelpon ku dan dia mengatakan kalau orang tersebut akan tinggal di tempat lain dan dia mungkin akan satu sekolah dengan ku tapi yang beda dia merupakan murid kelas tiga dan juga akan menjadi seniorku. Mendengar hal itu siapa yang tidak makin sebal, sudah orang disuruh menjemput dia 5 jam sekarang dia malah seenaknya. Tapi untung deh dia tidak jadi tinggal bersama kami disini. Itu merupakan satu hal yang aku paling syukuri saat ini.
Esoknya aku kesekolah dengan menggunakan sepeda yang telah disiapkan oleh mang iib, dan sambil memasang seapatu bik Mumun menyuapkan sarapanku, karena aku tidak membawa bekal hari ini. Aku mengendarai sepedaku yang sudah lama tidak terpakai, dan jelas sudah dibersihkan sama mang iib sebersih-bersihnya saat sepedaku masuk kelapangan upacara sekolah semua mata melihatku aku tidak menyadarinya ternyata Rangga cs ada dibelakang ku membuntutiku dari belakang, menyadari itu aku mempercepat laju sepedaku tapi alhasil sepedaku malah sepertinya makin berat saja. Melihat itu Rangga dan yamg lain tertawa dan membuat perasaan ku makin jengkel, “ ketawa aja sampai puas, wek…” aku mengejek mereka dan turun dari sepedaku dan aku berjalan keparkiran belakang dan aku melihat hanya aku yang memakai sepeda kesekolah, ya udah biarin aja toh dapat mengurangi gejala globalisasi walaupun hanya sebutir pasir sih. “ sesampai diparkiran Rangga dan yang lain langsung menghampiriku dan merangkul leherku,”udah jangan cemberut gitu, gimana kalau besok kami jemput dari pada pake sepeda,” Rangga menawariku untuk menjemputku “boleh juga tuh sekalian kami main ketempat lo” abdi menyambut.”setuju” gilang, Deni, Bayu dan Edopun ikut setuju.” Gak ah mendingan pake sepeda dari pada dipelototin kayak tadi ma yang lain bisa-bisa Ra dianggap ngambil idola mereka lagi.”aku menolak kebaikkan mereka. Mereka pun tidak ambil pusing “ yaudah besok kalau butuh jemputan atau ojek gratis bilang aja ma kami ok” Edo memberikan suatu gagasan yang menarik. Ya udah yuk masuk, aku mengajak mereka masuk kekelas dalam perjalanan menuju kelas kami saling memberi pujian dan juga cacian yang sudah biasa didengar tetapi aku yang kewalahan dengan kosa kata ku yang pas-pasan dan mereka menyebutku orang yang 100% kampungan karena aku memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar, tetapi seiring mendengar mereka berbicara apa adanya membuatku tahu sedikit demi sedikit kata-kata yang biasa dibilang kata gaul.
Sesampainya kami dikelas mata siswa lain tertuju pada ku dan aku merasa sepertinya mereka tidak menyukai ku yang terlalu akrab dengan rangga Cs, tapi itu semua tidak aku ambil pusing toh aku sudah merasa terbiasa ditatap seperti itu oleh mereka, tapi hari ini tatapan mereka lebih menyeramkan aku tidak tahu apa maksud dari tatapan mata tersebut yang aku tahu hanya aku berteman dengan mereka seperti biasa. Bel masuk berbunyi dan seluruh siswa masuk kekelas dan ada yang beberapa dikantin, aku yang merasakan bosan karena pelajaran yang diajarkan disekolah ini membuat ku muak, karena pelajaran itu telah aku pelajari 3 tahun lalu saat aku di SMP, tetapi kenapa keluar lagi, melihat aku berjalan keluar Rangga dan yang lainnya merasa aneh, apa tidak aneh anak baru yang belum sampai seminggu masuk kelas sudah berani bolos apa lagi pelajaran kali ini adalah Fisika yang membuat hampir semua siswa pusing karena soal tersebut, Edo menyusul keluar dan menarik tanganku,”kenapa kok ngak masuk,?”Edo bertanya kepada ku. Sambil melepaskan genggaman tangan Edo aku menjawab”Lagi malas aja” “setidaknya masuk dan ngisi absen aja, ntar terserah Ra mau dengarin atau mau tidur, dari pada diluar kayak gini.” Edo memberiku saran”ntar law gak mau duduk didepan pindah aja kebelakang dan tidur atau dengar Radio atau music gitu.” Tambahan dari Edo.”Boleh deh ntar Ra duduk dibelakang ya, kebetulan kemarin Ra gi sebal banget ma orang.” Aku kembali ke kelas dengan didampingi Edo dan yang lainnya menunggu didepan kelas “untung aja buk Tin telat masuk, emang ada apa sih Ra?” Tanya Deni” ntar aja deh Ra ceritain, yuk masuk Do ingat tuh janjinya” aku berpaling dari Edo dan melihat dia mengacungkan jempolnya. Aku yang masih menyandang tas nyelonong kebelakang, aku mengambil tas Edo dan melemparnya ke Edo dan ia menangkapnya, kami tukaran tempat duduk, Edo duduk sama Rini dan aku duduk dikursi paling belakang dan jelas tempat yang tepat untuk tidur. Melihat kami bertukaran tempat duduk Abdi bertanya” emang gak niat banget ya Ra belajar” “ ya gitu deh Makanya ntar law buk Tin kebelakang bangunin Ra ya?” “ Dari pada tidur mendingan baca sesuatu, misalnya komik, novel atau apalah yang Ra suka” mendengar saran dari abdi aku langsung merasa tertarik,”emangnya Abdi punya, ya kalau komik sih punya tapi kalau novel Alin yang ada”,” Pinjam dong Di komiknya, ntar novel ra pinjam ja ma Alin kan beres, hehe” aku tidak jadi tidur abdi memberikanku komik dan menunjukkanya cara membacanya dan ternyata komik itu menarik sekali aku ketagihan membacanya dan tak terasa Buk Tin melihat aku yang senyum sendiri dan kebelakang Deni memberikan ku kode dan aku pun segera sadar dan ternyata Buk Tin menyuruhku kerjakan soal yang diberikannya, aku melihat soal yang ada dipapan tulis tersenyum itukan kalau tidak salah soal untuk pretest les yang diberikan sebagai mainan di tempat ku les dulu. Aku menjawabnya dengan semua cara yang kutahu dan menghasilkan hasil yang tidak beda jauh hanya perbedaan nol koma. Aku membuat soal untuk buk Tin , “buk kalau soalnya begini bagaimana cara menjawabnya buk, ini soal yang dulu diberikan disekolah lama saya, belum sempat dijelaskan dan membuat kami berfikir seminggu buk, gimana buk” melihat soal yang kuberikan buk Tin langsung kaget, untungnya bel istirahat berbunyi, aku tersenyum melewati buk tin. Aku kembali ke bangku di belakang dan kami keluar menuju kantin, karena yang jelas aku lapar sekali dan ingin makan sate kerupuk dikantin. Aku mengajak Rini dan Edo, tetapi yang lain ikutan juga dan begitu kami betujuh jalan, dan memasuki kantin yang lumayan padat Deni telah duluan menyiapkan meja, aku mengambil minuman Edo mesan sate, rini ngambil makanan, dan yang pasti rangga dan abdi serta gilang duduk di tempat yang telah disediakan Deni. Lagi-lagi disamping kami duduk ciko Cs beserta antek-anteknya yaitu para nenek sihir yang selalu mengelilinginya, “Woi Ga bukannya Mella pulang hari ni?” dengan suara yang lantang menanyakan kepulangan seorang perempuan yang aku baru tau namanya, ah masa bodo ah apa yang mau mereka bicarakan, yang penting isi perut ku yang dari pagi tadi selalu bunyi music keroncong dan udah gitu berolahraga ria, ya tadi soalnya aku gak sempat makan, karena tidur ku terlalu nyenyak saking sebalnya. Begitu aku menaruh minuman diatas meja aku menuju tempat Edo untuk ngambil makanan yang ku pesan dari tadi, dan Gilang, Deni serta Abdi ikut bantuin, sedangkan Rini baru berhasil keluar dari kerumunan orang-orang yang berjejal menuju makanan ringan.”ya gua tau kok ntar mau kesana, emangnya ngapa Ko?” Rangga balas menanyakan kepada Ciko. “ ya gimana ya apa gua kira lo lupa gi ma cewek loh” mendengar penuturan Ciko aku tersedak dari makan ku dan jelas ini sangat mengganggu makan ku, melihat aku tersedak Gilang memberiku minum dan Abdi memberikanku tisu. ”Rangga punya pacar,ya?” aku bertanya kepada Gilang”yupz namanya Mellanie anak IPA 1 yang terkenal cantik sih.” Mendengar penuturan Abdi aku tertawa ”hahahaha …hahahah …ahahahha” melihat aku tertawa terbahak-bahak yang lain melotot pada ku begitu juga Ciko cs melihat ke arah ku “woi kenapa Ra?” Tanya Gilang “gak lucu aja ternyata kemarin kalian ajak Ra ke tempat serba kayak gitu karena itu ya?” mengingat hal kemarin satu lagi aku semakin tertawa.”gak Cuma Rangga kok, Gilang punya juga anak kelas 1 namanya Aisyah, Edo aulia anak 1 9, Abdi juga anak 3 ips 1 rahmi,” deni menjelaskan” lalu deni pacarnya siapa?” aku balik bertanya kepadanya”ya kalau deni pacarnya tuh namanya Tya anak kelas 3 SMP 1”.”wah hebat kalian semua udah punya pacar toh, jadi tinggal Ra aja ya, hmm jangan-jangan Rini juga udah punya nih?” aku melirik kearah Rini dan dia tersipu malu”hehehe… iya tapi ngak sekolah disini “ penjelasan rini yang singkat membuat yang lain gak percaya kalau yang benar-benar jomblo Cuma aku seorang.
Sepulang sekolah aku ingin melihat para sahabat ku berlatih mereka ternyata masuk di berbagai klub olah raga ada yang basket, voli, batmintoon, dan ada juga yang ikut PBB, jadi aku yang bingung mau masuk klub yang mana ingin melihat dan mendukung mereka semua, oleh sebab itu aku akan mencoba masuk menjadi tim cheerleaders di sekolah ini. Esoknya aku mendengar kabar ada murid pindahan kelas 2 IPA 1 yang jelas itu bukan cowok nyebalin yang telah membuat magh ku kambuh, ternyata dia merupakan anak orang kaya yang papanya punya perusahaan disini jadi dia ikut kesini sambil menikmati suasana kota ini, dan lagi kabarnya dia pernah belajar di London kelas 1 disana, dan membuat ku terkejut aku sama sekali tidak pernah melihat dia disekolah ku, yang aku tahu sekolah disana sangat disiplin dan juga tidak mentolerir setiap kesalahan. Tetapi dari yang kudengar baru masuk saja dia mengecat rambutnya jadi pirang kayak oang luar, padahal wajahnya Indonesia banget, aku aja males memperlihatkan bola mata ku yang berwarna hijau zamrud kepada orang disekitarku, maka dari itu aku berusaha menutupinya semaksimal mungkin dengan memakai kontak lensa. Nama siswi tersebut Rachel andini nama yang bagus tapi sepertinya aku tidak pernah mendengar nama yang Indonesia banget seperti itu di sekolah ku yang lama.
Kami berpapasan di kantin melihat dia yang langsung akrab dengan Ciko Cs membuat para nenek sihir sepertinya juga mendekatinya karena dia dari luar gitu, ternyata kalau orang bule itu memang disukai ya disini. Dia melirik ku yang sedang makan lontong dengan yang lain, dia tersenyum sinis kepadaku, ah bodo dari pada mikirin yang ngak-ngak mendingan makan.” Kapan kalian mau ngenalin cewek kalian ma RA, kan RA udah nemain kalian kemarin,?” aku meminta kepada mereka untuk itu” pas ulang tahun Rangga aja” Abdi memberi solusi.” Bagus tuh kan sweetseventeen Rangga dirayain nyokapnya ”Edo nimbrung ”emangnya berapa hari lagi?” aku bertanya ”ya malam minggu ini lah” Gilang nyambung juga ”hehehe Ra pasti diundangkan Gaa?” aku melirik Rangga yang terbatuk-batuk mendengar perkataan kami. “tenang aja semuanya di undang kok, gak ada pengecualian” Rangga mengundang seluruh anak-anak. Wah bakalan seru nih, tapi sayang juga sih sebab semua teman Ra punya pacar Cuma Ra yang gak punya, ditambah lagi Ra harus nyari cowok nyebalin yang gak tahu dimana keberadaannya membuat kepala ku seakan meledak. Aku berharap dia balik ke rumahnya dan melupakan untuk sekolah disini maka dari itu aku memberanikan diri bertanya kepada siratu biang gossip Monik.
“Nik kamu dengar gak ada anak baru di kelas 3?”
“hmmm… yang Monik dengar sih hari ini tu Cuma si berbie bule aja yang baru masuk, kalau yang lainnya belum dengar tuh. Kenapa Ra?”
“gak Cuma nanya aja, ntar kalau ada anak baru kelas 3 kasih tau Ra ya, Monik sayang”
“ok deh, semuanya beres kok apa sih yang enggak bisa monik lakukan”
“ok thanks ya nik”
Aku kembali lagi ketempat teman-teman ku, disaat yang hampir bersamaan bel masuk berbunyi dan kami langsung bergegas kembali kekelas. Pelajaran hari ini juga sama seperti sebelum-belumnya pelajaran yang pernah aku pelajari, ya ampun sebegitu rendahnyakah pendidikan di Indonesia ini sampai-sampai pelajarannya banyak ketinggalan begini.
Aku terus menatap kedepan dengan terus berpikir, kemanasih cowok menyebalkan itu atau dari pada pusing-pusing mendingan aku menelpon papa aja dan mengatakan bahwa cowok itu kabur. Berakhirnya pelajaran kimia dan mendapat pr lagi dari buk susi, membuatku memutuskan untuk tinggal dikelas dan menyelesaikan Pr tersebut sehingga aku bisa nyari kado buat Rangga, kan tinggal 2 hari lagi dia ulang tahun. Melihat aku dengan buku yang masih menumpuk membuat teman-teman ku pun menghampiri ku.
“hei udah pulang nih ngelamunin apa sih” goda Deni
“iya seru amat, gak pulang non?” lanjut Abdi
“gak ntar aja pulangnya, Ra mau ngerjain Pr dari buk Susi dulu baru siap itu pulang tidur dan makan deh.” Aku menjawab seadanya
“ya udah kalau gitu mau kami temanin gak sekalian kami juga pengen ngerjain dari pada nunggu-nunggu ntar gak selesai-selesai dan ujung-ujungnya nyontek juga ma Ra” Edo ikut tinggal, melihat itu yang lainpun mengurungkan niatnya untuk pulang cepat dan malah kembali membuka tugas mereka. Melihat hal itu aku terharu karena memiliki teman-teman yang benar-benar care ma Ra. Jam menunjukkan pukul 3 kurang 5 dan tugaspun selesai ya bisa dibilang ujung-ujungnya ra juga yang nyiapin sendiri dan yang lain tinggal nyalin. Tapi disinilah Ra baru ngerasakan pertemanan yang tulus dan tidak memandang status satu sama lainnya. entah mengapa semua kini semakin menyenangkan walaupun si cowok resek kinkin itu tidak tau kemana perginya yang jelas Ra udah jemput dia. Edo mengantarkan Ra pulang sesampai didepan rumah yang tidak jauh dari rumah, Ra menyuruh Edo berhenti karena ra gak mau dan belum siap kalau teman-temannya tau dimana ra. Karena yang mereka tau Ra hanya orang yang berasal dari kampung. “ Do, Ra turun disini aja cos gangnya udah Nampak kok, ntar Ra tinggal jalan dikit aja toh “ aku memberikan komentar. “ya udah hati-hati ya, ntar jangan lupa malam minggu kerumah Rangga, ok” Edo kembali mengingatkan ku akan acara malam minggu ini.”ok deh” aku menjawabnya dengan singkat, dan setelah Edo berada cukup jauh dari rumah dan menghilang dari tikungan akupun berjalan menuju rumah.
Sesampai dirumah aku membuka sepatu dan memanggil bik Rum, dan diapun dengan sigap datang menemuiku diteras depan. “baru pulang ya non?” bik Rum bertanya kepada ku “sebenarnya dari tadi sih bik tapi Ra ngerjain tugas dulu di sekolah” aku memberikan penjelasan kepada pembantuku yang terlihat khawatir tersebut. Aku masuk rumah dan langsung menuju kamar ku, dan langsung saja aku tidur tanpa makan dulu. Padahal cacing diperutku sudah meronta-ronta untuk minta jatah makan siangnya yang tertunda. Aku terlalu capek untuk mengikuti permintaan perut ku. Aku tertidur hingga aku kembali terbangun tengah malam ketika perut ku sudah tidak lagi mau berkompromi dengan pikiranku. Aku kebawah dan melihat keatas meja makan sudah tidak ada lagi makan yang tersjhedia disana. Aku mebuka kulkas dan yang ada hanya buah-buahan saja, dengan menghela nafas aku mengambil buah-buahan itu dan meletakannya diatas meja. Aku tidak menyadari ketika tiba-tiba aku melihat sesosok laki-laki yang dating entah darimana duduk dan memperhatikan aku. Aku yang menyangka itu pencuri hanya dapat diam saja, aku pun duduk diatas meja dia melihat dan menatapku. “apa kau kelaparan ?” dia bicara pada ku” ya begitulah aku menjawab tanpa melihatkan rasa takutku. Tunggu setelah aku memperhatikan wajah dan tampang lelaki tersebut, sepertinya aku mengenalnya dan tanpa piker panjang akupun berteriak,” malinggggggggggggggggggggggggggg……….” Mendengar teriakkan ku dia langsung berlari kearahku dan menutup mulutku dengan tangannya” muppzzzz……” aku yang begitu shok menggigit tangannya dan dia pun melepaskan tangannya dari mulutku dan dengan secepat kilat ketika aku mau berlari kedepan dia menangkap tangan ku spontan akupun kembali berteriak.” Pencuriiiiiiiiiiiiiiii……” akhirnya dia menutup mulutku dengan mulutnya, bayangkan ciuman pertamaku dengan cara begini dan lidahnyapun bermain dalam mulutku aku yang tidak terima menggigit lidah nya dan diapun merasa kesakitan. “ aduh” dia mengerang “dasar maling ngapain kamu disini?” aku melontarkan pertanyaan yg seharusnya tidak diperlukan.”baru diam setelah dicium” dia akhirnya berkomentar. Tidak lama kemudian datanglah para pembantuku dan mang Iib. Mereka menceritakan bahwa dia adalah pemuda yang bikin magh ku kambuh karena menunggu yang tidak pasti. Betul dia si kin-kin yang tidak tau terima kasih dan telah merebut ciuman pertama ku. Nyebelin banget gak. “bagaimana sekarang sudah tidak meneriakkin aku maling lagikan, setidaknya kita akan tinggal dirumah yang sama hingga pekerjaan dan sekolahku selesai.” Mendengar ucapannya bagai disambar petir serasanya diriku, bagaimana tidak seseorang yang merebut ciuman ku akan tinggal bersama dengan ku apanya yang membuatku lebih aman malah membuatku seakan dilembar kekandang harimau yang siap menerkamku kapan saja aku lengah. Mendengar semua kejadian hari ini membuat selera makanku kembali hilang. Aku kembali keatas untuk melanjutkan tidur ku dan berharap ini hanya sebuah mimpi dan akan berakhir begitu aku bangun dari tidur ku.
Aku terbangun paginya dengan aroma makanan yang telah disiapkan oleh bik Parmi. Lagi pula aku tidak makan siang dan malam kemarin sambil berharap semua yang terjadi tadi malam hanyalah mimpi sehingga aku tidak perlu kehilangan ciuman pertama ku. Tapi begitu aku selesai mandi dan mengenakan seragam sekolah ku dan turun kebawah aku melihat seorang pemuda dengan seragam yang sama duduk dimeja makanku dan lagi menikmatin sarapan yang seharusnya hanya ada untukku. Aku menatap sinis kepadanya, “pagi” dia menyapaku dengan senyuman malaikatnya, seandainya saja tidak ada kejadian tadi malam tentunya aku akan menganggapnya benar-benar seperti malaikat. Bagaimana tidak wajah bersih dan tinggi diatas rata-rata dan bahu tegap dada bidang membuat dia seperti lukisan yang sempurna. Bak malaikat Rafael yang dipahat oleh morgentau atau apa lah namanya. Tanpa memperdulikannya aku duduk dan mengambil sarapan ku dan makan lalu langsung pergi, sedangkan dia hanya duduk dan menikmatin sarapannya tanpa peduli bahwa dia telah berbuat sesuatu yang salah.aku makin sebal dan makanan pun tidak lagi bisa ku telan dan akhirnya aku memutuskan untuk berangkat kesekolah dengan cepat. Bik yanti tidak sadar aku sudah pergi dan dia pun kembali kemeja makan untuk menyerahkan bekal ku, tetapi melihat aku sudah tidak lagi di meja makan bik Yanti berlari keteras mengejarku, saying aku telah pergi jauh dan menghilang ditikungan. “kenapa Bik?” Tanya Kiandra, “non lupa bawa bekalnya Den?” jawab pembantu itu dengan muka sedih.”oh kalau gitu biar Kian aja ntar yang ngasih ke Ra”. Bik Yanti memberikan bekal Abira ke Kian dengan harapan bahwa Kian akan mengantarkannya ke Nonanya. Tidak berapa lama kemudian Kiandra pun meninggalkan rumah dengan menggunakan Mobil yang telah disiapkan oleh ayahnya.
Aku berjalan kedepan hitung-hitung aku bisa dapat oplet pagi, aku begitu malas kalau harus bareng dengan makhluk satu itu. Sesampai disekolah aku langsung menuju kantin, langsung saja aku memesan lontong, perutku makin bunyi aja, dan tidak lama kemudian pesanan ku datang dan tidak lupa aku juga memesan jus jagung kesukaan ku. Tentu ini menurut mereka yang tau aku hanya seorang murid yang miskin tidak dapat membelinya. Aku memakan sarapan ku dengan lahap dan hampir habis makanan ku tiba-tiba Abdi muncul disusul oleh Deni, mereka melihat ku makan dengan rakus menghampiriku, dan memelototinku serta berdecak tidak mungkin aku rakus banget melihat Rini yang selalu makan buanyak tidak pernah makan seperti aku saat ini. “kenapa apa belum pernah liat orang makan?” Tanya aku yang merasa risih dilihatin seperti itu. “tidak, kami baru sadar kalau loh makannya banyak juga ya?” jawab Abdi “ betul dan seperti gak makan berhari-hari gitu” Deni memberikan komentar yang tidak penting. “Emang Ra lum makan dari kemarin ditambah tadi Ra gak sempat sarapan” aku menjawab dengan asal. Hati ku masih kesal mengingat kejadian semalam dan membuat nafsu makan ku semakin besar. Aku kembali memesan mie goreng dan melihat aku memesan kembali mata kedua temanku semakin terbelalak tidak percaya. Aku makan dengan lahap seakan-akan tidak ada yang dapat menghentikan ku. Aku makan hingga bel masuk berbunyi dan akupun berhenti. Aku membayar semuanya dan tanpa sadar kedua sahabatku itu melihat isi dompetku yang penuh dengan kartu kredit dan juga uang yang tentunya tidak pernah mereka bayangkan akan ada didalam dompetku.
Aku sudah tidak peduli dengan tatapan keduanya, “udah yuk kekelas” aku mengajak kedua temanku itu kekelas. Sesampai didalam kelas semua teman ku pada sibuk untuk menyiapkan segala hal menyambut ulang tahun Rangga yang ke 17 besok malam. Aku yang baru nyampai dikelas langsung menuju kekursiku dan duduk sambil menenangkan isi perutku yang kenyang banget, entah mujur atau kebetulan yang menguntungkan aku mendengar kalau guru ada Rapat dan pelajaran pertama di tiadakan aku merasa tertolong dan seketika kepalaku tergelatak di atas meja dan aku mulai mengantuk, melihat hal itu Abdi, Edo, Deni, Rangga dan Gilang menghampiriku.
“kenapa loh “ Tanya Rangga
“dia baru makan semua makanan yang ada dikantin”jawab Deni
“betul tuh ampe perutnya buncit” sambung Abdi
“ha yang benar loh pagi-pagi gini udah ngeborong kantin”Edo tidak percaya
“hahahaaaa, ternyata bisa juga seorang Abira makan dengan rakus” gilang tertawa
“ah biarin aja toh masih banyak kue dikantin habis kemarin Ra gak sempat makan karena langsung tidur, udah gitu gak sempat sarapan. Apes banget nasib Ra” jawab ku masih dengan kepala yang melekat pada meja.
“ya udah sekarang kekantin yuk, sambil liat-liat yang bening, siapa tau ntar ketemu sama cewek Rangga” ajak Edo
“Hehehe,,, Ra ikut” aku yang penasaran seketika bangkit dan langsung tesenyum kepada semuanya.
“udah yuk kita langsung aja”ajak Deni.
Sesampai mereka di kantin tentu seperti yang telah mereka duga, kantin penuh dengan banyak orang yang mulai berdesakkan, tetapi tidak rangga cs kalau mereka tidak dapat tempat duduk dikantin. Asal bersama mereka dapat dijamin kalau kalian akan selalu mendapat tempat duduk. Kami duduk dengan memesan minuman saja dengan menu yang sama. Aku melihat Ciko cs pun ada dikantin, “Cik ada kabar baru gak” aku bertanya kepada Ciko tapi belum sempat Ciko menjawab eh si berbie Bule datang si Andin, dan langsung disambut oleh nenek sihir dan duduk didekat Ciko. Niat ku jadi ilang untuk bertanya ke Ciko.
Suasana kembali heboh tatkala ada berita kalau dikelas 3 IPA 1 ada murid cowok baru yang guanteng bangetz pindahan dari Jakarta. Aku mendengar itu hanya diam dan tidak lama kemudian kembali terjadi keramaian dikantin yang ternyata si murid baru itu masuk kantin, tentu saja sontak murid-murid cewek jadi histeris melihatnya bak selebritis. Serta ditambah lagi bahwa dia kesekolah dengan mobil mewah. Apa gak kebayang banyak yang ngincarnya apalagi siswi kelas tiga yang paling ngerasa punya Hak. Dia melihat keseluruh kantin dan melihat kearah kami, aku yang kebetulan menghadap kearah yang berlawanan tentunya tidak melihat wajahnya karena kami sibuk membicarakan gimana acara Rangga besok dan aku tentunya sangat ingin ketemu sama Mella pacar Rangga dan juga Cewek teman-teman ku. Rini yang melihat cowok tersebut mendekat kemeja kami sontak berbicara “guys, dia kemari, ada apa nih?” Rini yang gemetaran merasa kalau itu seperti ancaman, setelah semakin dekat dengan tempat duduk kami, aku membalikkan badan ku dan aku melihat wajah cowok yang membuatku tidak bisa makan. Dia tersenyum kepada ku dengan senyuman yang tidak aku senangi. Dan tanpa permisi langsung menarikku, “maaf pinjam Aranya dulu ya?” dia dengan seenaknya menarik tangan ku dan membawa aku keluar dari kantin dan menarikku sampai keparkiran. Melihat hal itu tentu semua siswi disini melirikku dengan sinis. “Lepasin gak tangannya. Lepasin” aku meronta sepanjang jalan.”ikut aja kenapa atau mau aku mendiamkanmu seperti tadi malam.” Sontak aku terdiam dan menurut semua perintahnya “nah gitu kan baru anak baik.” Dia memuji ntah meremehkan aku.
Sesampai diparkiran dia mengambil sesuatu dari dalam mobil dan memberikannya kepada ku. “nih tadi bik Yanti ngasih ini dan dia sedih banget tau kamu udah pergi.” Setelah memberikan bekal ku dia meninggalkan aku begitu saja. Toh aku juga tidak peduli, aku kembali kekelas karena mood ku sudah hilang untuk kembali kekantin apalagi ada di si Berbie. Sesampai dikelas ternyata teman-teman ku juga udah ada dikelas melihat aku kembali dengan kotak bekal makanan ku yang biasa aku bawa, mereka melihat dengan wajah penuh pertanyaan. Aku berjalan menuju tempat dudukku, dan menunggu hujaman pertanyaan dari mereka.”kenapa kok diam?” aku bertanya kepada mereka.”loh betulan gak sih dari sumedang atau desa gitu?” pertanyaan terlontar kembali kali ini Rangga yang bertanya.
“ya udah law mau tau siapa Ra ntar pulang sekolah kita kerumah Ra gimana?” untuk menjawab semua petanyaan mereka kenapa aku harus menyembunyikan siapa aku toh mereka sekarang adalah sahabat-sahabatku yang paling berharga. “boleh” mereka menjawab dengan serentak.
Sepulang sekolah aku menelpon Bik Parmi dan mengatakan bahwa teman-temanku akan main kerumah dan aku minta bik parmi untuk masak dan nyiapin apa yang ada dirumah, karena selama ini aku tidak pernah mengajak siapun kerumah. Kami semua menuju kerumahku, Edo yang sudah hapal jalan kerumah menjadi pemimpin dan begitu sampai dijalan Swadaya aku mulai memberikan arahan yang mana rumahku. Aku menunjukkan rumahku. Kami masuk perkarangan dan sampai didepan garasi rumahku.”ayo masuk” aku mengajak teman-teman ku masuk, dipintu depan Bik Rum menyambut kami, aku masuk dengan tas yang dibawakan oleh Bik Rum. Mereka tercengang melihat penataan dalam rumah ku.”kalian liat-liat aja dulu kalau lapar bik Yanti ada tuh minta aja ma dia” aku keatas disusul oleh Rini.
“gila Ra ini mah bukan rumah orang dusun tapi orang kota?” rini memberikan komentarnnya kepada ku.
“siapa lagi yang bilang aku dari desa atau kota, kalian aja yang terlalu picik menilai orang hanya dari namanya saja” aku menjelaskan kepada Rini
Selesai aku ganti baju kami kembali bergabung dengan yang lain dibawah. Kami duduk diruamg tengah sambil cerita-cerita dan membayangkan ultah rangga besok. Ketika lagi asik makan dan cerita masuk seorang cowok yang tentunya membuat temanku yang lain terkejut, ampun aku lupa kalau si Kinkin tinggal disini. “hai” sapanya
“Hai juga kak”jawab yang lain
“boleh gabung?” dengan wajah tampa dosa dia kembali duduk dan gabung dengan seenaknya tentunya mereka yang masih bingung tidak tau apa yang mau dikatakan.
“gak boleh, udah sana ?” aku menjawab dengan ketus.
Kian langsung masuk kedalam dan menghilang dikamarnya, tetapi tidak lama kemudian dia muncul dengan pakaian yang rapi dan Mang Iib pun mengikuti dibelakangnya. Aku cuek dengannya terserah mau apa yang dilakukannya.
“Ra kamu gak boleh pergi kemanapun sampai aku pulang. Awas kalau kamu bantah”
Dia memerintahku ditambah lagi didepan teman-temanku, kurang ajar banget gak sih udah numpang dirumah orang gayanya ngesok lagi kayak tuan rumah.
“iya.” Aku menjawab singkat sambil terlihat bagaimana raut muka ku yang jelas-jelas tidak menyukainya.
“siapa sih dia Ra, sampai bisa memerintah loh kayak gitu?”Tanya Rangga
“ya anggap saja orang gila yang tiba-tiba muncul dari alam jin menganggu kehidupan Ra”
Semuanya tertawa, dan tidak ada lagi yang membahas terlalu jauh lagi, kami menghabiskan waktu dengan bercerita dan juga main tebak-tebakkan, tertawa terbahak-bahak benar-benar membuatku lepas dari semua masalah yang ditimbulkan oleh kedatangan Kiandra seperti hantu bagi hidupku.
Setelah mereka pulang aku duduk dipendopo menikmati angin sepoi-sepoi dan juga keindahan bunga yang berada ditaman belakang, dengan membawa handsfree yang ku miliki. Aku begitu capek dan tanpa terasa tertidur disana. Kiandra yang tidak menemukanku didalam rumah panic mencariku, begitu juga dengan para pembantuku, mereka menghubungi Hp ku, tetapi bunyi hp terdengar dari dalam kamarku, sedangkan aku tidak berada dalam kamar. Saking paniknya mereka mencari keseluruh tempat dan menghubungi teman-temanku, tetapi mereka juga tidak mengetahui dimana aku. Tapi ketika kiandra akan menghubungi papa, dia melihat kearah pendopo dimana terlihat sandal ku dan diapun berlari menuju pendopo. Terlihat aku yang tertidur lelap diatas pendopo, dia menggendongku dan membawa ku kekamar ku.
***
Keesok pagiannya ketika aku bangun, entah mengapa aku bertanya-tanya kenapa aku berada dikamar sedangkan kemarin aku tidur di pendopo. Ah masa bodoh yang penting mandi dan sarapan karena perutku lapar banget, saking nyenyaknya tidur ku. Aku keluar dengan baju seragam ya walaupun malam ini adalah ulang tahunnya Rangga bukan berarti sekolah libur, aku pergi kesekolah dengan sepeda ku, melewati jalan hang tuah di pagi hari tentu segar banget rasanya walaupun udara disini sudah tercemar dengan polusi mobl-mobil besar yang lalu lalang dijalanan. Tidak terasa aku telah sampai digerbang sekolah, aku sengaja berangkat sekolah lebih cepat, karena aku Cuma mau ngisi absen dan permisi untuk pulang lebih cepat, karena aku mau nyari kado buat Rangga. Tapi aneh kelasku udah ramai jam segini, padahal kalau bukannya ada PR pasti ada yang nyebarin berita kalau salah satu guru yang ngajar hari ini ngadain ujian mendadak. dan betul saja ternyata hari ini buk Selfi mengadakan ulangan harian, aku yang baru sampai dikelas langsung duduk ditempat ku dan menjatuhkan kepala ku keatas meja, melihat itu Rini jadi menghentikan gerakkan jarinya yang membolak-balikkan buku dan bertanya kepada ku “kenapa Ra?” aku yang tidak ingin menjawabnya hanya menggelengkan kepala ku dan kembali hanya melihat Rini yang melanjutkan kembali kerjanya yang membolak-balik buku.
Entah kesialan ku atau apa selalu ada saja yang membuatku batal untuk cabut dari kelas, begitu bel berbunyi aku belum menegakkan kepala ku dan belum menyentuh buku ku sama sekali, begitu buk Selfi masuk semua siswa dikelasku terdiam dan aku baru mengangkat kepala ku dengan berat, buk Selfi tanpa banyak bicara langsung membagikan kertas soal dan jawabannya kepada kami. Aku melihat sekilas soal yang diajukkan oleh buk selfi, seketika itu juga aku kembali meletakkan kepalaku diatas meja dan menuliskan jawabannya dengan asal-asalan belum sampai 20 menit aku berdiri dan mengembalikan kertas jawaban ku dan aku pun diperbolehkan buk Selfi pulang karena memang kalau sabtu kami hanya masuk satu mata pelajaran dan selebihnya boleh diisi dengan olahraga atau membentuk kelompok diskusi sementara untuk hari ini aku lagi malas dan memilih langsung pergi dan beranjak dari kelas, tanpa melihat teman-teman ku, aku keparkiran mengambil sepeda ku, disaat yang bersamaan aku melihat Kiandra yang dikerubutin cewe-cewek sedang berolahraga dilapangan, aku hanya melihat sebentar disana ternyata juga ada siberbie bule, aku tidak peduli dan mengayuh sepedaku keluar dari perkarangan sekolah, melihat aku keluar dari perkarangan sekolah Kiandra memanggil ku “Ara tunggu... woi Ara...” aku tidak perduli dan melanjutkan kembali mengayuh sepedaku... begitu aku sampai diluar sekolah, Kiandra sudah ada dibelakangku, dan menarik tangan ku, “tunggu kenapa sih?” aku tidak peduli dan malas menjawab pertanyaannya dia mengambil sepeda ku dan memasukkanna kedalam mobil aku hanya kembali berjalan menuju tanda penyeberangan di dekat lampu merah. Melihat aku yang tidak merespon setiap yang dia lakukan membuat dia menggendong ku, dan itu dilakukannya didepan banyak orang dan tentunya membuatku bereaksi dan diapun memasukkan ku kedalam mobilnya tanpa memperdulikan sekelilingnya. “apa-apain sih Kin?” aku bertanya “nah begitu dong” dia hanya menjawab seperti itu. “Ara mau kemana?” dia bertanya kepada ku. “mau nyari hadiah buat Rangga nanti malam dia ulang tahun.” Aku menjawab dengan tidak penuh semangat. “Ara mau ngasih apa buat dia dan dimana Ara cari?”
“gak tau, dan belum dipikirkan mau ngasih apa.”
“mau aku bantuin gak?”
“emangnya Kin tau apa yang disukainya?”
“ya setidaknya aku dapat ngasih kamu ide atau apalah gitu”
“boleh, emangnya mau nyari dimana?”
“ya cari didistro atau di mall”
“ok. Makasih ya Kin”
“gitu dong, kan Ara manis kalau gak jutek”
Aku hanya melihat kedepan tanpa menghiraukan setiap perkataannya lagi, karena pikiranku kini tertuju untuk mencari kado buat Rangga dan kepiingin lihat pacar-pacar teman-teman ku. Kami memasuki jalan jendral sudirman Kin-kin memarkirkan mobilnya di parkiran bawah, dan kami mulai menyusuri toko-toko yang ada dan mencari apa yang cocok buat Rangga dan aku melihat sebuah jam yang sangat menarik perhatian ku, kamipun masuk ke dalam toko tersebut. “Gimana Kin bagus gak buat Rangga?”
“bagus kok”
“ya udah Ra ambil ini aja, berapa pak?”
“1.200.000 jawab pedagang itu.”
“Kin-kin yang mendengar harganya mulai merayu dan akhirnya kami mendapatkan jam itu dengan harga yang jauh dari yang ditawarkannya yaitu 500ribu, gak sia-sia ngajak Kinkin, ya walaupun sih untuk Ra harga segitu gak masalah. Sekarang Ra udah gak khawatir lagi, kini Ra gak tau mau pergi sama siapa. Tiba-tiba ide itu muncul aja,
“Kin ntar malam temanin Ra ke acara Rangga ya? Itupun law Kin gak ada acara.”
“lihat nanti ya Ara.”
“ya udah kalau gak bisa Ra bisa pergi diantar mang Iib kok.”
“aku kembali menyandarkan kepala ku kekursi, entah kenapa Kinkin tiba-tiba berhenti dan turun menyuruhku untuk menunggunya. Cukup lama juga dia pergi dan aku tidak mau tahu di pergi kemana dan membeli apa.
Karena seharian ini aku merasa capek dan juga pusing memikirkan hadiah untuk Rangga sehingga aku badmood banget. Akhirnya aku tertidur dan untungnya Kinkin ngak mematikan mesin mobilnya sehingga AC tetap menyala. Tanpa sadar aku sudah kembali dikamarku, kini jam menunjukka pukul 5 sore dan berarti 2 jam lagi acara Rangga. Aku mandi dan selesai mandi aku melihat sebuah gaun tergantung di dekat lemari baju ku. Akupun tanpa pikir panjang memakainya, warna biru yang lembut sangat kontras dengan mataku, membuat mata hijau ku menyala dan terlihat lebih jelas, aku menggunakan sedikit peralatan makeup ku seadanya dan tidak terlalu menor, tapi bik Rum datang dengan seseorang yang merapikan dandanan ku. Berbagaimacam perlengkapan makeup bermain diwajahku, membuatku terdiam cukup lama dan waktu sudah menunjukkan jam 7.
Aku kebawah dan disana Kinkin udah nunggu dengan pakaian casual yang dikenakannya membuat dia semakin terlihat tinggi, dan aku yang belum mengunakan sepatu terlihat sangat rendah sekali, dibandingkan dia. Tapi entah kenapa dari belakang punggungnya dia mengeluarkan sepatu yang selaras dengan baju ku. Kini semuanya sudah lengkap sekarang aku tinggal pergi dan aku melihat Kinkin yang hanya memakai pakaian casual membuat ku bertanya.
“Kin temanin Ra kan?”
“memangnya Ara mau Kin temanin?”
“iya kan tadi Ra udh bilang ma Kin.”
“tapi Kin Cuma pakai baju ini.”
“ya gak apa-apa kok.”
“ya udah kalau Ra gak merasa malu dengan model pakaian Kin yang serampangan seperti ini”
Kinkin menyiapkan mobil sementara aku mengambil hadiah yang telah dibungkus oleh bik Parja. Aku berpamitan ke semua penghuni rumah, kami keluar dan menuju ketempat Rangga. Sesampai disana aku melihat sudah banyak orang yang datang, tapi Kin gak mau masuk.
“Ara masuk lah Kin Cuma ngantar sampai disini.”
“kenapa, tadi katanya Kin mau nemanin Ra.”
“iya Kin kan udah nemanin Ara sekarang Ara masuk nanti kalau mau pulang telpon aja Kin”
“aku keluar dan menuju keramaian, tapi entah kenapa semua orang melihat kearahku apakah aku terlalu menor, karena aku tidak sempat bercermiin karena takut terlambat keacara sahabat ku.
“Hai kenapa sih semuanya ngelihat kayak gitu?” aku menghampiri Rini dan dia juga ternganga melihat ku. “hai Rin.”
“maaf anda siapa?” mendengar pertanyaan Rini tentunya aku semakin shok.
“Rin ini Ra”
“ha hanissa abirahayu thalianti putriwardani alias Ra?” dengan suara yang lantang dan membuat semua orang memandang kearah kami.
“iya emang kenapa?”
“sumpah berubah banget sih loh.”
“makasih oh mana pacar Rini?”
“dia gak bisa datang.”
“loh sendiri sama sapa?”
“gak ada alias sendirian juga. Eh mana yang lainnya?”
“tuh “ Rini menunjuk kedepan dan disana telah berkumpul semuanya bersama pasangan mereka masing-masing.
“yuk kesana” aku mengajak Rini ikut ngumpul bersama mereka.
“Hai” aku menyapa semuanya. Bukannya jawaban yang kuterima malah keheranan mereka yang memperhatikan aku secara seksama.
“woi ni Ra”
Aku memecahkan rasa penasaran mereka. “ya ampun Ra berubah banget sih loh”abdi komentar. “iya kayak Cinderella gitu” Edo ikut nimpalin. “gak percaya gue kalau itu loh” kali ini Deni ikut juga. “Ga selamat ulang tahun ya” aku menyerahkan kado yang ku pegang dan bersalaman dengan mereka. “Jadi ini yang namanya Mella, Aisyah, Rahmi, Aulia, sama Tia ya?” aku menebak dari siapa didekat mereka “iya” mereka menjawab secara serentak. Aku hanya sebentar disana karena aku risih dengan pandangan para cowok yang melihat ku dengan tatapan yang penuh nafsu. Teman-teman ku yang lain menyadari rasa risih yang ku rasakan cepat-cepat Rangga masuk kedalam rumahnya dan mengambil jaket untuk ku. Makasih ya Ga.
Diremang-remang suasana di pesta kemudian lampu dimatikan dan datang sebuah kue besar dan disana aku melihat tulisan 17 jelas kue ultah Rangga. Seketika aku teringat kalau tidak salah hari ini Kinkin juga ulang tahun karena kemarin aku dikasih tau papa semua soal kinkin. Begitu acara potong kue selesai aku menelpon Mang Iib dan dia menjemput ku, aku langsung berpamitan kepada Rangga dan yang lainnya sambil mengembalikan jaket Rangga, aku berlari dan disana aku melihat mang Iib sudah ada dan langsung masuk kedalam. “mang Kinkin dimana?” gak tau non bukannya dia pergi dengan non?”
Aku semakin bingung dan aku melihat sebuah mobil didekat taman kota aku mengenal betul mobil itu dan aku menyuruh mang iib berhenti dan meminta tolong untuk mencarikkan kue secepatnya. Aku mencari Kinkin keseluruh taman dan aku melihat dia ditengah taman, duduk dan termenung seorang diri.
Aku menghampirinya
“Kinkin...Kiandra Asta Wiratmadja... “
Seketika dia berdiri dan melihat ku “udh selesai acaranya?”
“kenapa disini?”
“menikmatin malam ini aja”
“kenapa ngasih Ra baju spatu nyiapin tukang salon dan lain-lain”
“gak ada “
“Pulang yuk”
“aku masih mau disini, kalau kamu mau pulang pergi saja”
“aku mendekatinya dan duduk disampingnya”
Kami terdiam berdua angin malam mulai menusuk tulangku dan aku mulai merasa kedinginan wajahku mulai pucat. Melihat itu kiandra langsung memegang ku dan aku langsung jatuh dan tidak tau lagi apa yang terjadi.
Begitu bangun aku melihat disampingku seseorang yang dulunya nyebelin ternyata sangat perduli dengan ku. aku menyadari begitu pentingnya dirinya bagiku dan diapun akan selalu menjadga dan meneminiku sampai aku benar2 dapat menentukan sendiri jalan hidupku, sehingga untuk membuat yang dulunya sangat ku benci ternyata artinya benar2 sangat berarti bagi hidupku dan juga bagi masa depanku yang indah. aku sadar bahwa sebenarnya dia sangat perhatian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar