Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem ekonomi Indonesia. Yang mana dalam tulisan ini membahas tentang teori-teori dan konsep mengenai sistem ekonomi kapitalis.
Pendahuluan
Sejak berakhirnya Perang Dunia II, pengaruh-pengaruh negara pemenang sangat besar. Salah satunya adalah liberalisme. Liberalism ini merupakan paham yang menyatakan kebebasaan individu yang sebesar-besarnya. Dari liberalis ini juga melahirkan sistem perekonomian yang notabanenya juga memberikan kebebasan pada individu dengan mengembangkan perusahaan-perusahaan yang bukan berada dibawah kekuasaan negara namun merupakan perusahaan swasta atau privat. Sistem ini lah yang biasa kita sebut dengan sistem perekonomian model kapitalis.
Sistem ini ditandai dengan kepemilikan, modal, usaha, dan pasar bebas. Semua ini bukan hanya berpengaruh pada perekonomian, namun juga pada seluruh aspek kehidupan dan kebudayaan masyarakat.
Melihat fenomena-fenomena ini, maka penulis tertarik untuk menganalisa berbagai paradigma mengenai sistem ekonomi kapitalis. Pada bahasan selanjutnya, penulis akan memaparkan sejarah perkembangan, teori, dan berbagai konsep dari kapitalisme ini. Tulisan ini bersumber dari berbagai situs internet yang didalamnya memuat pemikiran-pemikiran para ahli atau pakar perekonomian.
Definisi, Sejarah dan Perkembangan Sistem Ekonomi Kapitalisme
Dari etimologi kapitalisme terdiri dari dua kata, yaitu capital dan isme. Capital secara umum berarti modal, jadi kapitalisme adalah paham yang berdasarkan modal. Kapitalis dapat kita artikan sebagai suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal melakukan usaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Dalam paham ini, pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna mendapatkan keuntungan bersama, namun intervensi pemerintah adalah untuk kepentingan-kepentingan pribadi.
Kapitalisme tentunya tidak dapat dipisahkan dari Eropa, tempat berkembangnya paham tersebut. Lahirnya sistem negara modern ditandai dengan tercapainya perjanjian Westphalia pada tahun 1648. Perjanjian ini menetapkan sistem negara yang merdeka dan berdaulat dan melepaskan diri dari otoritas politik paus dan gereja khatolik Roma. Ini merupakan munculnya embrio sekularisme yang memisahkan antara negara (politik) dengan agama. Prinsip dasar sekularisme itu adalah manusia sebagai pembuat aturan atau hukum. Namun di Eropa sampai pada abad ke-19, peran rakyat dalam politik masih sangat minim. Eropa pada masa itu masih diperintah oleh raja, kaisar, dan kaum aristokrat.
Terdapat tiga peristiwa penting yang berpengaruh pada perubahan situasi di Eropa. Yaitu revolusi industri, revolusi Prancis, dan tingkat melek huruf (literasi). Revolusi industri telah memunculkan masyarakat kelas menengah yang mempunyai kekuatan ekonomi dan meminta keseimbangan politik yang sama. Sedangkan revolusi Perancis, memunculkan berbagai paham seperti nasionalisme, liberalism, dan equalitas. Yang mana paham-paham tersebut menuntut adanya peranan masyarakat dalam negara. Sedangkan meningkatnya tingkat melek huruf di kalangan rakyat menyebabkan mereka dapat membaca berbagai peristiwa dan pemikiran yang berkembang di Eropa.
Ide pemisahan agama di negara dianggap sebagai jalan kompromi antara pemuka agama dengan para cendikiawan dan filsuf yang mengingkari dominasi para agamawan. Dengan demikian ide sekularisme ini tidaklah mengingkari adanya agama, namun tidak juga menjadikannya peran dalam kehidupan. Atas paradigma ini mereka berpendapat bahwa manusia berhak mengatur hidupnya sendiri, dan juga mempertahankan kebebasan individu yakni, kebebasan beragama, kebebasan berpendapat, dan kebebasan atas kepemilikan. Dari kebebasan kepemilikan inilah munculnya paham sistem ekonomi kapitalis yang sesuai dengan nilai-nilai kebebasan individu diatas.
Kapitalisme pada saat ini bukan hanya berarti sebuah teori ekonomi saja, namun kapitalisme sudah menjadi ideologi dunia yang mencengkram dan mengatur semua sendi-sendi kehidupan manusia secara menyeluruh dan sistemik.[1]
Kelahiran sistem ekonomi kapitalis ini tidak dapat dipisahkan dari seorang ahli ekonomi yaitu Adam Smith. Dengan sistem pasarnya memunculkan pengetahuan tingkah laku ekonomi yang belum pernah ditemukan sebelumnya dan kemudian menjadi bahan analisa bagi terbentuknya sebuah ilmu. Pandangan, pemikiran, beserta reori-teorinya tertuang dalam bukunya dan menjadi dasar terbentuknya sistem ekonomi yang masih berlaku hingga sekarang, yakni sistem ekonomi kapitalis. Inti dari pemikiran Smith adalah bahwa proses distribusi dan produksi haruslah lepas dari campur tangan pemerintah dan adanya perdagangan bebas.[2]
Pandangan teori dunia yang menganggap dunia sebagai sebuah kesatuan ekonomi kapitalis membuat negara pinggiran harus tergantung pada negara pusat. Negara terbelakang merupakan penghasil bahan mentah terutama dalam hal sector pertanian. Kapitalisme masuk melalui sistem perdagangan yang tidak adil dimana negara terbelakang menjual barang mentah dengan harga relative rendah yang meyebabkan eksploitasi petani. Perkembangan selanjutnya melahirkan industri baru yang membutuhkan spesialisasi tenaga kerja yang ahli. Munculnya teknologi baru menyebabkan kapitalisme ini memerlukan tenaga kerja yang mengerti akan teknologi. Namun hal ini tidak ditemukan pada tenaga kerja dari negara terbelakang. Jadi proses ini pada negara terbelakang menghasilkan tenaga kerja kasar dan sedangkan tenaga kerja terampil dikuasai dari negara pusat. Tenaga kerja kasar yang berasal dari negara pinggiran ini menjadi sumber tenaga kerja yang murah sehingga tetap terjadinya eksploitasi pada para buruh kasar ini.
Kapitalisme yang menjalar hingga negara terbelakang membuat adanya perubahan struktur sosial pada masyarakatnya, muncul kelas sosial baru yaitu kelas pemilik modal atau kaum borjuis. Kelas borjuis di negara terbelakang ini juga dengan mudah mendapat dukungan politik dari pemerintah. Kelas borjuis ini juga menggunakan sistem kapitalis untuk meningkatkan perekonomian mereka.
Meskipun telah banyak mengalami perubahan, ternyata ilmu Smith lah yang sampai saat ini mendasari perkembangan ekonomi liberal yang melahirkan sistem ekonomi kapitalis. Kapitalisme yang sudah mulai berjangkit sejak revolusi industri semakin diperkuat dengan penemuan Smith. Selain dari teori-teori ini kemudian muncullah pemikiran yang melawan kapitalis ini karena sistem ini telah menimbulkan kesengsaraan bagi buruh. Adalah Karl Marx yang dalam bukunya Das capital yang meramalkan keruntuhan dari kapitalisme tersebut walaupun sebenarnya kapitalisme ini memang tidak segera mati seperti yang dibayangkan Marx. Misalnya pada harapannya terhadap tahapan revolusi negara berkembang, Marx meramalkan bahwa negara terbelakang memerlukan dua tahap revolusi, yaitu revolusi borjuis dan revolusi sosialis. Revolusi borjuis dilakukan oleh kelas borjuis nasional guna melawan penindasan negara maju dan kemudian baru dilanjutkan oleh perjuangan revolusi sosialis oleh kelas proletar. Namun hal ini tidak sesuai yang diharapkan karena kaum borjuis nasional pun seperti yang telah di terangkan diatas juga memakai sistem ekonomi kapitalis dan hanya mementingkan keuntungan besar yang mereka peroleh sehingga tidaklah perlu oleh mereka untuk melakukan perjuangan kelas. Namun pemahaman ideology komunisme ala Marx ini juga mempunyai arti penting dalam pengaruhnya terhadap pemikiran-pemikiran selanjutnya dan masih dipakai oleh beberapa negara hingga saat ini.
Dari keterangan diatas, dapatlah kita bagi sejarah perkembangan kapitalisme ini menjadi tiga tahapan.[3] Yang pertama, kapitalisme awal (1500-1750). Kapitalisme pada fase ini masih mengacu pada kebutuhan pokok yang ditandai dengan hadirnya industri sandang di Inggris. Dan kemudian berlanjut pada usaha perkapalan, bahan-bahan mentah, barang-barang jadi, dan bentuk variasi kekayaan lainnya. Perdagangan zaman ini berkembang menjadi perdagangan publik. Tahap selanjutnya yaitu kapitalisme klasik (1750-1914). Kapitalisme pada masa ini merupakan perkembangan dari perdagangan publik ke perdagangan industri. Hal ini ditandai dengan munculnya revolusi industri di Inggris dimana diciptakannya mesin-mesin besar yang menunjang industri. Tahap ketiga yaitu kapitalisme lanjut (1914-sekarang). Momentum utama fase ini ialah perang dunia I. kapitalisme lanjut sebagai peristiwa penting terbagi dalam tiga peristiwa. Pertama pergeseran dominasi modal dari Eropa ke Amerika. Kedua bangkitnya kesadaran bangsa-bangsa Asia-Afrika sebagai ekses dari kapitalisme klasik, yang kemudian mewujudkan kesadaran itu melalui perlawanan. Ketiga, revolusi Rusia yang berhasrat meluluhlantakkan fundamental kapitalisme, yang mana dari sini menghasilkan ideologi tandingan kapitalisme yaitu komunisme.
Tokoh-Tokoh Propaganda Kapitalisme[4]
Disini akan dibahas mengenai beberapa pemikiran-pemikiran para ahli yang juga mempunyai andil terhadap ideologi kapitalisme. Pertama Francois Quesnay. Ia lahir di Perancis dan bekerja sebagai dokter di istana Louis XV. Tetapi ia lebih mengutamakan bidang ekonomi dan mendirikan aliran lesphisiocrates. Pada tahun 1758 menerbitkan table ekonomi. Kedua, John Locke. Ialah seorang yang meramu teori naturalism liberal. Pendapatnya “hak milik pribadi adalah salah satu hak alam dan insting yang tumbuh bersama pertumbuhan manusia”. Ketiga Adam Smith, ia adalah penganut aliran klasik terkenal. Lahir di Skotlandia. Tahun 1766 ia pergi ke Perancis dan bertemu dengan penganut liberalisme. Tahun 1776 menerbitkan Penelitian Alam dan Sebab-Sebab Kekayaan Manusia. Keempat David Ricardo, yang membahas hukum pembagian hasil perkapita dalam ekonomi kapitalisme. Teorinya yang terkenal adalah Hukum Pengurangan Penghasilan. Kelima Robert Malhus, seorang ekonom Inggris klasik yang pesimistis. Ia penemu teori kependudukan yang populer bahwa jumlah penduduk berkembang menurut deret ukur sedangkan produksi pertanian berkembang menurut deret hitung. Keenam John Stuart Mill, yang dikenal sebagai penghubung aliran individualisme dan sosialime. Ketujuh Lord Keynes, teorinya berkisar tentang pengangguran dan lapangan kerja. Teori ini berjasa dalam menciptakan lapangan kerja secara utuh bagi kekuatan aktif dimasyarakat kapitalis. Selanjutnya David Hume yaitu penemu teori pragmatisme. Ia mengatakan bahwa hak milik khusus adalah tradisi masyarakat yang harus diikuti, sebab disanalah manfaat mereka.
Perspektif Sistem Ekonomi Kapitalisme
Terdapat 5 teori dasar dari kapitalisme ini menurut Adam Smith, yaitu:
1. Pengakuan hak milik pribadi tanpa batas.
2. Pengakuan hak pribadi untuk melakukan kegiatan ekonomi demi meningkatkan status sosial ekonomi.
3. Pengakuan adanya motivasi ekonomi dalam bentuk semangat meraih keuntungan semaksimal mungkin.
4. Kebebasan melakukan kompetisi, dan
5. Mengakui hukum ekonomi pasar bebas / mekanisme pasar.
Prinsip-Prinsip Kapitalisme, antara lain:
1. Mencari keuntungan dengan berbagai cara, upaya, dan sarana. Kecuali yang terang-terangan dilarang oleh negara, seperti produsi heroin dan semacamnya yang dapat merusak masyarakat.
2. Mendewakan hak milik pribadi dengan membuka jalan selebar-lebarnya bagi setiap orang untuk mengerahkan kemampuan dan potensi yang ada untuk meningkatkan kekayaan dan menjaganya
3. Price System sesuai dengan tuntutan permintaan dan kebutuhan dan bersandar pada peraturan harga yang diturunkan dalam rangka mengendalikan komoditas dan penjualannya.
Ciri-Ciri Kapitalisme:
a. Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi. Pemikiran alat produksi ditangan individu. Individu bebas memilih pekerjaan/usaha yang dipandang baik baginya.
b. Perekonomian diatur oleh pasar. Pasar berfungsi memberikan signal kepada produsen dan konsumen dalam membentuk harga-harga. Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin. Motif yang menggerakkan perekonomian adalah mencari laba.
c. Manusia dipandang sebagai makhluk homo-economicus yang dipandang bahwa selalu mengejar kepentingan / keuntungan sendiri.
Bentuk-Bentuk Kapitalisme
Kapitalisme Perdagangan. Muncul pada abad ke-16 setelah sistem feudal dihapus.dalam sistem ini seorang pengusaha mengangkan hasil produksinya dari satu tempat ketempat lain sesuai dengan kebutuhan pasar. Dengan demikian ia perantara antara produsen dan konsumen.
Kapitalisme Industri. Lahir karena ditopang oleh kemajuan industri dengan penemuan mesin uap oleh James Watt pada tahun 1765 dan mesin tenun tahun 1733. Semua itu telah membangkitkan revolusi industri di Inggis dan Eropa menjelang abad ke-19. Kapitalisme industri ini tegak atas dasar pemisahan antara modal dan buruh, yakni antara manusia dan mesin.
Sistem Kartel. Yaitu kesepakatan antara perusahaan-perusahaan besar dalam membagi pasaran internasional. Sistem ini memberikan kesempatan untuk memonopoli pasar dan pemerasan seluas-luasnya. Aliran ini tersebar di Jerman dan Jepang.
Sistem Trust. Yaitu sebuah sistem yang membentuk suatu perusahaan dari berbagai perusahaan yang bersaing agar lebih mampu memproduksi dan lebih kuat untuk mengontreol dan menguasai pasar.
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Kapitalisme
Kelebihan
- Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang-barang
- Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan segala hal yang terbaik darinya
- Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga dan waktu yang dibutuhkan lebih kecil
Kelemahan
- Tidak terjadinya persaingan sempurna. Yang ada hanya persaingan tidak sempurna dan persaingan monopolistik
- Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena adanya faktor-faktor eksternalitas (yang tidak memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).
Dampak Sistem Kapitalisme
Berakhirnya perang dunia II yang dimenangkan oleh AS dan negara-negara barat lainnya, menyebabkan perekonomian dunia dipegang oleh mereka yang mana sistem ekonomi yang dipakai adalah kapitalis. Setelah tahun 1945, AS membuat program pembangunan dunia ketiga atau Developmentalisme. Program ini dicetuskan oleh WW. Rostow dan dipelopori oleh presiden AS masa itu Harry S Truman. Pembangunan ini dikategorikan dalam 5 orientasi pembangunan. Yaitu, masyarakat tradisional, prasyarat untuk lepas landas, lepas landas, kedewasaan, dan konsumsi massa tinggi. Melalui rencana pembangunan ini maka Amerika membentuk dan memprakasai World Bank dan IMF untuk membuat rencana pembangunan. Sasarannya adalah negara kalah perang dan negara-negara yang baru merdeka. Kemudian perluasan wilayah pembangunan di arahkan pada negara-negara yang mempunyai kesamaan ideologi kapitalisme. Pada era Soeharto, Indonesia dibantu untuk membangun negara dan pemerintahannya. Sejak saat itulah Indonesia juga turut serta menganut paham kapitalisme. Hutang luar negeri pertama kali adalah melalui IGGI yang diterima oleh 9 pengusaha. Yang dalam perkembangannya kesembilan orang tersebut menjadi konglomerat yang berpengaruh di Indonesia maupun Asia Tenggara. Cirri khas ideologi developmentalisme yaitu GBHN , terutama pada program PELITA.
Dalam melaksanakan pembangunan cirri khas utamanya yaitu teknologi yang harus didatangkan dari negara Amerika dan Eropa. Kemudian untuk memperkuat landasan ekonomi, Indonesia banyak mengirim ahli ekonomi nya belajar di Amerika. Dan kemudian kembali membawa sistem, kurikulum yang sesuai dengan corak Amerika tersebut.
Perkembangan ekonomi dunia kemudian mengalami krisis ketika terjadi konjungtur dalam corak produk kapitalisme. Kemudian bentuk ekspansi ekonomi mulai dirubah oleh negara-negara barat sesuai dengan kepentingan pasar yang lebih luas, dimana teknologi juga diperlukan oleh negara-negara dunia ketiga. Jadi perubahan real akan terjadi dalam semua sector untuk setiap tahap perkembangan arus ekonomi yang terus bergerak. Sehingga negara-negara didunia termasuk Indonesia dipaksa mengikuti arus perkembangan ekonomi tersebut.
Kesimpulan
Sejak berakhirnya Perang Dunia II, pengaruh-pengaruh negara pemenang sangat besar. Salah satunya adalah liberalisme. Liberalism ini merupakan paham yang menyatakan kebebasaan individu yang sebesar-besarnya. Dari liberalis ini juga melahirkan sistem perekonomian yang notabanenya juga memberikan kebebasan pada individu dengan mengembangkan perusahaan-perusahaan yang bukan berada dibawah kekuasaan negara namun merupakan perusahaan swasta atau privat. Sistem ini lah yang biasa kita sebut dengan sistem perekonomian model kapitalis.
. Kapitalis dapat kita artikan sebagai suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal melakukan usaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Dalam paham ini, pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna mendapatkan keuntungan bersama, namun intervensi pemerintah adalah untuk kepentingan-kepentingan pribadi.
Tokoh-tokoh yang berpengaruh pada ekonomi kapitalis ini antara lain Francois Quesnay, John Locke, Adam Smith, David Ricardo, Robert Melhus, John Stuart Mill, Lord Keynes, dan David Hume.
Referensi
asy-syihab.blogspot.com/.../sejarah-dan-perkembangan-ekonomi.html, diakses pada tanggal 2 november 2010.
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/03/ekonomi-kapitalis.html, diakses tanggal 2 november 2010.
http://luznadamai.wordpress.com/2010/06/02/sejarah-singkat-kapitalisme1/, diakses tanggal 3 november 2010.
[1] Dikutip dari pendapat Muhammad Baiquni Syihab. Dalam tulisannya di blog asy-syihab.blogspot.com/.../sejarah-dan-perkembangan-ekonomi.html, diakses pada tanggal 2 november 2010.
[2] http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/03/ekonomi-kapitalis.html, diakses tanggal 2 november 2010.
[3] http://luznadamai.wordpress.com/2010/06/02/sejarah-singkat-kapitalisme1/, diakses tanggal 3 november 2010.
[4] Ibid.
nice share..kunbal ppns.ac.id
BalasHapus