MIGRASI INTERNASIONAL
BAB II
SIAPA YANG MELAKUKAN MIGRASI?
Seolah-olah
menjawab pertanyaan ‘siapa yang melakukan migrasi?’ jawabannya sangat mudah:
kebanyakan negara-negara telah mengadopsi pengertian Perserikatan Bangsa-Bangsa
dimana seseorang dapat hidup di luar negara mereka selama satu tahun atau
lebih. Tapi, pada kenyataanya, jawaban dari pertanyaan tersebut ternyata lebih
rumit. Pertama, konsep ‘migran’ lebih mencakup berbagai penduduk dari berbagai
perubahan situasi. Kedua, sangat sulit untuk mengetahui jumlah migran yang
sebenarnya dan menetapkan berapa lama mereka telah berada di luar negeri. Ketiga,
sama kedudukannya seperti penjelasan ketika seseorang menjadi seorang migran
yang mana menjelaskan kapan mereka berhenti sebagai seorang migran. Salah satu
cara untuk menjadi seorang migran adalah
dengan menjadi warga negara baru dan melakukan cara yang mengatur tranformasi
penting ynag bervariasi. Terakhir, adanya pengusulan sebagai akibat dari
globalisasi, dimana zaman sekarang ada jenis ‘migran’ yang baru dengan ciri
khas yang baru, yang menggambarkan sebagai bagian dari masyarakat
transnasional.
Kelompok-kelompok Migran
Ada
tiga cara utama untuk mengelompokkan jumlah migran luar negeri pada umumnya.
Perbedaan yang umum pertama-tama adalah perbedaan antara ‘suka rela’ dari para
migran. Terakhir adalah orang-orang yang telah dipaksa untuk meninggalkan negara mereka sendiri untuk yang lain, karena konflik, penganiayaan, atau karena alasan lingkungan seperti kekeringan atau kelaparan. Orang-orang
ini biasanya
digambarkan sebagai pengungsi, meskipun
pada kenyataannya istilah pengungsi memiliki makna yang sangat khusus, dan tidak mencakup semua migran yang dipaksa. Menurut
Kantor Komisaris Tinggi PBB bagi Pengungsi (UNHCR) ada
sekitar 9 juta pengungsi di seluruh dunia. Seperti kita lihat pada permulaan Bab 1,
para migran jauh lebih banyak saat ini yang telah meninggalkan negara mereka secara sukarela - mungkin 190 juta.
Perbedaan
kedua, sering dihubungkan antara orang yang
pindah karena alasan politik maupun
yang pindah karena alasan ekonomi.
Yang pertama biasanya para pengungsi - masyarakat
yang telah diwajibkan untuk keluar karena penganiayaan politik atau konflik.
Yang terakhir
biasanya digambarkan
sebagai tenaga kerja migran -
dalam kata lain masyarakat
yang pindah untuk mencari pekerjaan,
atau kesempatan kerja yang lebih baik
dan lingkungan kerja. Mereka pada
gilirannya lebih sering diklasifikasikan
sebagai ahli yang cekatan dan terampil. Di antara keduanya migran ekonomi dan politik ada juga masyarakat
yang
berpindah terutama karena apa
yang bisa dianggap sebagai alasan
sosial. Umumnya adalah perempuan dan anak-anak yang mengikuti suami
mereka yang telah
bekerja di luar negeri melalui proses
reuni keluarga. Perlu menegaskan kembali, pada saat
yang sama, yang meningkatkan proporsi migran perempuan saat ini bergerak secara
bebas dan untuk
alasan ekonomi.
Perbedaan terakhir
adalah antara sah dan tidak sahnya para pendatang / migran - meskipun seperti yang akan kita lihat pada
Bab 5 istilah ‘tidak teratur’ mungkin
lebih tepat dan mungkin lebuih rendah daripada istilah ‘tidak sah’ metika
berbicara mengenai migran. Konsep 'tidak teratur'
para migran mencakup berbagai
macam orang, terutama migran yang masuk ke suatu negara baik tanpa dokumen atau dengan dokumen palsu, atau migran yang
masuk secara resmi tapi
kemudian tinggal
setelah visa mereka atau izin kerja telah berakhir. Sebagaimana dijelaskan di bawah ini,
lebih atau kurang mungkin untuk menyebutkan
lebih tepat para migran tidak teratur
di seluruh dunia, tetapi yang pasti adalah bahwa jauh lebih banyak para
migran yang resmi daripada yang tidak
resmi.
Para Migran yang Sangat Terampil
Sebagian pertumbuhan orang-orang yang bergerak untuk alasan yang
pada umumnya adalah ekonomi sekarang diklasifikasikan sebagai migran yang sangat terampil. Seringkali gerakan mereka difasilitasi oleh sistem visa terpilih yang mengalokasikan
poin sesuai dengan pendidikan dan
kualifikasi pendaftar. Suatu jenis
tertentu dari migran
sangat terampil antar-pengirim perusahaan yaitu, orang yang bergerak secara internasional
tetapi dalam perusahaan yang sama. Seluruh dunia tersedia juga
suatu gerakan internasional yang penting serta
dari mahasiswa,
dan mereka sering
juga termasuk dalam kategori migran yang sangat terampil.
Penggolongan
selalu mempermudah kenyataan, dan ini berlaku untuk penggolongan migrasi dimana
setidaknya ada tiga cara. Pertama ada beberapa tumpang tindih antara
penggolongan yang berbeda. Sebagian
besar migran sukarela adalah merupakan bagian migran ekonomi dan kebanyakan
migran yang dipaksa adalah migran politik atau pengungsi.
Kedua,
perbedaan yang tajam antara pendatang ditarik dalam penggolongan yang masing-masing
seringkali lebih kabur pada kenyataannya. Migrasi Sangat sedikit, misalnya, adalah murni sukarela
atau paksa. Banyak perusahaan besar, misalnya, pertimbangkan untuk memindahkan
staf antara kantor
internasional untuk menjadi bagian dari pelatihan mereka. IBM dari New York ke
Tokyo seolah-olah berpindah secara sukarela, mereka mungkin tidak memiliki
pilihan jika mereka ingin mempertahankan pekerjaan mereka dengan perusahaannya.
Di sisi lain, bahkan pengungsi memiliki pilihan lain selain untuk meninggalkan
negara mereka sendiri, misalnya, tinggal dan mengambil resiko bahwa mereka
dapat terhindar dari jebakan dalam konflik, atau berpindah di dalam negeri
mereka sendiri ke desa tetangga atau kota, atau membawa konflik di dalamnya.
Perpindahan yang sama
berlaku untuk perbedaan antara migrasi ekonomi dan politik. Pertimbangkan kasus
seseorang yang meninggalkan rumah mereka karena mereka kehilangan pekerjaan
mereka. Sekilas
mereka berpindah karena alasan ekonomi. Tetapi bagaimana jika mereka
telah kehilangan pekerjaan mereka karena ras atau agama atau gender? Dalam hal
ini dapat dikatakan bahwa mereka melarikan diri karena alasan politik.
Tantangan analisis
tersebut adalah untuk membedakan antara penyebab migrasi dengan pencetus langsungnya.
Ketiga, poin terkait, adalah bahwa individu-individu secara efektif dapat 'mengubah' dari satu jenis migran lain
dalam berbagai penggolongani. Sebuah migran yg
resmil bisa memperpanjang
izin kerjanya dan dengan demikian
menjadi diklasifikasikan sebagai
migran tidak teratur. Pada tahun 2005 terdapat hampir 50.000 visa melebihi di Australia, menurut perkiraan pemerintah. Atau seseorang
yang mungkin meninggalkan
negaranya secara sukarela tetapi
kemudian tidak dapat kembali, sebagai
akibat dari awal konflik atau perubahan pemerintahan, dan dengan demikian secara efektif menjadi migran spontan,
dipaksa untuk tinggal di luar negara mereka sendiri.
Apa yang dimaksud dengan statistik?
Alasan lain
yang sangat sulit untuk menjawab pertanyaan migran adalah karena sulit untuk
menghitung jumlah migran. Sebagai
contoh pada kasus Inggris. Ada tiga observasi
yang sangat penting untuk membuat mengenai statistik tentang migrasi di
Inggris. Pertama, statistik
migrasi resmi tidak dapat memberikan gambaran yang lengkap dari migrasi internasional di Inggris. Untuk menempatkan ini agak
lebih blak-blakan, bahkan
pemerintah tidak dapat menyatakan dengan yakin berapa
banyak orang yang masuk atau meninggalkan
negara setiap tahun. Alasan yang
paling jelas adalah bahwa
statistik migrasi resmi tidak
termasuk migran tidak teratur.
Statistik migran ilegal di
Inggris tidak lebih dari dugaan
Kedua, ada reservasi penting seputar
statistik tentang migrasi bahwa pemerintah tidak mencatat.
Kebanyakan statistik diterbitkan pada
migrasi ke dalam dan keluar dari Inggris didasarkan pada Survei Penumpang Internasional
(SPI). Ini adalah survei
sampel kecil dari sekitar 2.200 orang yang dilakukan di laut dan bandara. Penumpang
diwawancarai tentang niat mereka tinggal di Inggris (atau
tinggal di luar negeri). Mereka yang
berniat untuk tinggal di dalam atau
di luar Inggris selama
satu tahun atau lebih, setelah tinggal
di luar negeri atau di Inggris selama
satu tahun atau lebih, dihitung
sebagai migran. Satu masalah hanya mencakup: sebagian kecil dari populasi
diwawancarai dan hasilnya diperbesar. Hal
lain adalah bahwa niat orang
sering berubah - mereka
mungkin tetap atau mungkin tidak
tinggal atau menjauh selama mereka diawasi. Penyesuaian dapat dilakukan terhadap tokoh-tokoh SPI yang mencoba
untuk memperhatikan masalah tersebut.
Ada dua sumber utama lain dari data arus imigrasi di
inggris. Izin kerja yang dikeluarkan mengukur masuknya pekerja, tetapi hanya
dari luar Area Ekonomi Eropa (EEA) karene izin pekejaan tidak diperlukan olaeh
warga negara-negara anggota EEA. Pusat statistik menunjukkan berapa banyak
orang yang mengajukan perlindungan di Inggris, namun besar perawatan yang
diperlukan untuk menanganinya, karena kadang-kadang mereka termasuk tanggungan
(pasangan dan anak-anak) dan terkadang tidak. Alternatif indikator jumlah
migran masuk Inggris termasuk survei angkatan kerja yang mencatat kebangsaan
dan tempat tinggal pada satu tahun lalu, tapi hanya dilaksanakan pada sampel
rumah tangga. Sensus nasional juga dicatat setahun yang lalu dan tidak mencatat
kebangsaaannya dan diambil sekali setiap dekade.
Sebuah pengamatan terakhir yang benar dari statistik
adalah bahwa statistik migrasi dapat disajikan dengan cara yang berbeda untuk
penyampaian berbeda pesan. Pada tahun 2002 sekitar 100.000 pencari suaka tiba
di Inggris. Angka ini digambarkan memang sangat negatif perihal lebih tinggi
dari jumlah yang tiba di negara lain di Eropa Barat dan itu dilakukan untuk
penduduk yang tiba di sebuah kota kecil seperti Cambridge setiap tahun. Atau
mungkin dengan jumlah migran yang tiba di UK setiap tahun, dimana pencari suaka
sebenarnya merupakan suatu proporsi yang relatif kecil.
Jika masalah diatas
ditemukan di Inggris, sebuah pulau kecil dengan salah satu perekonomian paling
maju didunia, bayangkan betapa sulit untuk menghitung migran ditempat lain : di
negara-negara miskin yang tidak memiliki keterampilan atau keahlian yang
diperukan untuk memantau perbatasan wilayahnya.
Kembalinya
Migrasi
Kembali ke rumah atau negara asal adalah salah satu cara
orang untuk berhenti menjadi migran meskipun sering kali setelah mereka kembali
ke rumah orang memelihara unsur praktek-praktek baru dan mereka yang telah
mengembangkan identitas luar negeri. Tidak ada estimasi global pada skala
pengembalian migrasi meskipun sebagian besar ahli percaya bahwa itu adalah
substansial. Terdapat banyak masalah
umum yang seringkali terjadi mengenai karakteristik pada data migrasi
internasional adalah kesulitan dalam mengukur dimensi waktu migrasi, tidak
konsistensi dalam pencatatan perubahan tempat tinggal dan kurangnya konsesus
mengenai definisi kewarganegaraan.
Sebuah masalah tertentu adalah bahwa pengukuran migrasi
balik secara tradisional tidak menjadi prioritas baik dinegara asal atau di
negara tuan rumah, seperti tidak diaturnya negara dianggap sebagai masalah
dalam cara yang sama yang sering dimiliki emigrasi dan imigrasi warga negara
dan non negara. Bahkan dimana tuan rumah dan negara asal tidak mengaku telah
dicatat kembali. Bisa terjadi perbedaan yang signifikan dalam estimasi mereka.
Seperti contoh yang dikutip dalam sebuah artikel pada migrasi kembali melanggar
tanah oleh Russel King adalah bahwa selama tahun 1970-an data Jerman pada
repatriasi melebihi statistik Italia pada migrasi balik dari Jerman dengan
faktor setidaknya dua. Ini sebagai alasan untuk semacam idak konsistensinya bisa
dipetik dri contoh yang lebih baru dari Polandia dimana migrasi kembali slama
1990 adalah substansial tetapi tetap terhitung dalam statistik resmi, hanya
karena imigran Polandia paling selama tahun 1980-an pergi tanpa mendaftar
sebagai imigran. Demikian pula, di Turki tidak ada lembaga yang merekam data
dalam kaitannya dengan migrasi Tu kembalinya pekerja imigran dan perkiraan
kembali hanya bergantung pada data yang dikumpulkan di negara tuan rumah.
Dampak tertentu pada masa lalu telah kembalinya 'etnis
warga negara' setelah perubahan politik di bekas Uni Soviet dan
Eropa Tengah dan Timur. Yang paling
signifikankembali berasal dari bekas
Uni Soviet selama 1990-an. Antara
mengalir kembali adalah: 5,4 juta etnis Rusia (kembali
dariSoviet negara di Baltik dan Asia
Tengah ke Rusia) antara 1990
dan 1995; 290.000 Ukraina pada tahun 1992; 240.000 Tatar Krimea
untuk oleh April 1996, 10.000 orang asal Latvia;
15.000 Finlandia antara
tahun 1990 dan 1996; 2 juta
etnis Jerman (Aussiedler)
antara tahun 1987, dan 1994 dan 6.000 orang Yunani Pontian
pada tahun 1996.
Dari migran menjadi warga negara
Cara lain
adalah melalui migrasi dari migran menjadi warga negara di negara baru. Di
beberapa negara hal seperti ini relatif mudah terjadi dengan proses yang cepat,
memang tidak semua tetapi sedikitnya terjadi. Penjelasan untuk variasi ini
kurang untuk melakukan dengan karakteristik migran itu sendiri dibandingkan
dengan sejarah, ideologi dan struktur negra-negara yang terlibat.
Hukum kewarganegaraan dan kebangsaan merupakan dua
prinsip-prinsip alternatif. Salah satunya adalah ius sanguinis (hukum darah),
dalam rangka untuk menjadi warga negara harus diturunkan dari warga negara yang
bersangkutan. Prinsip alternatif yang lain dikenal dengan Solis ius (hukum
tanah), yang berdasarkan kelahiran diwilayah negara.
Dalam prakteknya, semua negara-negara modern memiliki
aturan kewarganegaraan berdasarkan
kombinasi dari kedua prinsip (Israel adalah pengecualian), meskipun satu atau yang lain cenderung menjadi dominan (Tabel 2.1). Jerman, misalnya,
luas mengikuti prinsip
ius sanguinis sampai
perubahan kebijakan pada tahun 2000.
Hal ini menjelaskan mengapa bahkan anak-anak dan cucu pasca perang imigran
dari Turki, yang
lahir dan dibesarkan di Jerman,
telah secara tradisional telah
dikeluarkan dari kewarganegaraan Jerman.
Hal yang sama menjelaskan
mengapa, selama reunifikasi
Jerman, orang orang yang keluarganya telah tinggal di luar
Jerman untuk sejumlah generasi,
terutama di Eropa Timur atau Uni Soviet,
secara otomatis kewarganegaraan Jerman. Sebaliknya, Australia,
Kanada, Inggris, dan
Amerika Serikat, misalnya, luas mengikuti
prinsip ius Solis, sehingga setiap anak yang lahir dari seorang imigran hukum di negara yang otomatis berhak
untuk kewarganegaraan sana.
Apapun yang mendasari
prinsip untuk memperoleh kewarganegaraan, kebanyakan negara juga mengizinkan migran untuk menjadi naturalisasi setelah penduduk legal untuk jumlah tahun tertentu: prinsip domisili ius. Jumlah tahun sangat bervariasi, dari hanya tiga tahun di Australia dan Kanada untuk sepuluh tahun di Austria dan Jerman.
prinsip untuk memperoleh kewarganegaraan, kebanyakan negara juga mengizinkan migran untuk menjadi naturalisasi setelah penduduk legal untuk jumlah tahun tertentu: prinsip domisili ius. Jumlah tahun sangat bervariasi, dari hanya tiga tahun di Australia dan Kanada untuk sepuluh tahun di Austria dan Jerman.
Tidak hanya
aturan yang mengatur perolehan kewarganegaraan antar negara yang bervariasi,
demikian juga dengan kriteria kewarganegaraan. Beberapa negara misalnya, izin
kewarganegaraan ganda dan tidak bersikeras bahwa imigran meninggalkan
kebangsaaan asli di negaranya untuk menjadi warga negara dari negara baru. Sebagaimana
akan kita lihat pada bagian berikutnya, pertumbuhan ganda dan bahkan kebangsaan
triple satu alasan untuk munculnya transnasionalisme antara beberapa komunitas migran.
Selain itu, di
beberapa negara, kewarganegaraan penuh hanya dapat diperoleh
dengan harga asimilasi budaya, sementara negara-negara lainnya memungkinkan
baru warga untuk mempertahankan identitas budaya mereka yang berbeda. ini
hasil muncul dari dua model yang bersaing integrasi. Asimilasi adalah salah satu model, yang merupakan proses satu sisi dimana migran diharapkan untuk menyerah linguistik khas mereka,
dengan harga asimilasi budaya, sementara negara-negara lainnya memungkinkan
baru warga untuk mempertahankan identitas budaya mereka yang berbeda. ini
hasil muncul dari dua model yang bersaing integrasi. Asimilasi adalah salah satu model, yang merupakan proses satu sisi dimana migran diharapkan untuk menyerah linguistik khas mereka,
Tabel 2.1 Kewarganegaraan aturan di negara tertentu
Negara
|
Prinsip
Pokok Kewarganegaraan
|
Periode
tinggal selama Naturalisasi
|
Kebangsaan
Ganda yang di izinkan
|
Australia
Austria
Belgia
Kanada
Perancis
Jerman
Israel
Netherlands
Swedia
UK
USA
|
Kombinasi
Ius Sanguinis
Kombinasi
Ius Soli
Ius Sanguinis
Ius Sanguinis
(Hingga 2000)
Terbuka utk stiap
pndduk yahudi
Ius Sanguinis
Ius Sanguinis
Kombinasi
Ius Soli
|
3 Tahun
10 Tahun
5 Tahun
3 Tahun
5 Tahunn
10 tahun
0
5 Tahun
5 Tahun
5 Tahun
5 Tahun
|
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
|
Budaya, dan sosial karakteristik dan menjadi tidak bisa
dibedakan dari penduduk mayoritas. Secara Prancis mengikuti model ini.
Alternatif utama adalah multikulturalisme yang mengacu pada pengembangan
populasi imigran ke dalam masyarakat etnis yang tetap dibedakan dari penduduk
mayoritas dengan berkaitan dengan bahasa, budaya, dan perilaku sosial.
Australia, Kanada, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat semua variasi ikuti
pada model ini.
Apa itu integrasi?
Integrasi bisa didefinisikan sebagai proses dimana imigran diterima ke dalam masyarakat, baik sebagai individu ataupun kelompok. Komisi Global Internasional
Migrasi integrasi dianggap sebagai 'pross multi dimensi jangka
panjang, dan membutuhkan komitmen pada bagian dari kedua anggota masyarakat migran dan non-migran untuk
menghormati dan beradaptasi satu sama lain, sehingga memungkinkan mereka untuk berinteraksi dalam cara yang positif
dan damai '(Migrasi di Dunia
yang terinterkoneksi (GCIM, 2005,
44).
Migran,
diaspora, dan komunitas transnasional
Bisa dibilang sama
pentingnya dengan bagaimana struktur formal atau host
masyarakat mendefinisikan siapa yang bisa dan tidak seorang migran adalah rasa identitas migran sendiri. Ada sejumlah tulisan di topik ini dalam beberapa tahun terakhir, fokus secara khusus pada dua konsep: transnasionalisme dan diaspora. Kedua konsep ini kompleks dan diperebutkan, dan didefinisikan di sini dalam hal yang sederhana mungkin.
masyarakat mendefinisikan siapa yang bisa dan tidak seorang migran adalah rasa identitas migran sendiri. Ada sejumlah tulisan di topik ini dalam beberapa tahun terakhir, fokus secara khusus pada dua konsep: transnasionalisme dan diaspora. Kedua konsep ini kompleks dan diperebutkan, dan didefinisikan di sini dalam hal yang sederhana mungkin.
Istilah Diaspora memiliki konotasi klasik dan telah normal digunakan
untuk merujuk kepada eksodus Yahudi berikut kehancuran Bait Suci Kedua di 586 bc. Baru-baru ini konsep
itu juga kadang-kadang diterapkan pada budak Afrika
dan Armenia yang melarikan diri dari pembantaian yang dilakukan oleh Ottoman Kekaisaran
selama dan setelah Perang Dunia Pertama. Pengalaman tersebut telah di umum adalah skala besar sukarela
pemindahan dan ketidakmampuan untuk kembali ke rumah, ditambah
dengan besar kerinduan untuk
melakukannya.
Untuk berbagai
tingkat karakteristik ini telah diidentifikasi dalam Gerakan yang lebih
terkini, dan telah ada kebangkitan dalam penggunaan konsep diaspora. Menurut
teori Gabriel Sheffer di diaspora Modern di Politik Internasional (1986): 'Diaspora
modern adalah kelompok asal etnis minoritas migran berada dan bertindak di
negara tuan rumah tetapi menjaga yang kuat sentimental dan bahan hubungan
dengan negara asal mereka - mereka tanah air '(hal. 3). Beberapa kritikus
merasa bahwa konsep yang digunakan sekarang ini terlalu fleksibel, untuk
diterapkan pada hampir semua kelompok migran di setiap situasi. Sebagaimana
akan kita lihat pada Bab 4, misalnya, sekarang umum digunakan dalam konteks
kelompok migran yang membuat materi kontribusi bagi pengembangan negara mereka
asal.
'Baru' diaspora Afrika
Mengingat bahwa budak Afrika terdiri salah satu dari beberapa kelompok untuk konsep diaspora yang secara
tradisional diterapkan, yang menarik sekarang adalah sedang diadopsi oleh Afrika migran yang lebih baru untuk menggambarkan diri mereka sendiri dan organisasi mereka. Selama penelitian
di antara komunitas Afrika berbagai London,
salah satu pertanyaan saya adalah mengapa mereka menggunakan
panjang. Tiga
alasan muncul. Salah satunya adalah persepsi pada bagian dari masyarakat bahwa
ada konotasi negatif lebih sedikit saat
ini terkait dengan diaspora panjang daripada dengan 'imigran' istilah, 'pengungsi',
atau 'pencari suaka-'. Mungkin sebagai akibat
dari lama hubungannya dengan penyebaran Yahudi dan budak
Afrika, istilah belum
diadopsi dengan
cara menghina. Kedua, untuk setidaknya beberapa istilah masyarakat tampaknya 'motivasi diri'. Diaspora adalah menjadi 'kata kunci'
agak seperti globalisasi, dan
untuk beberapa komunitas itu tampaknya memiliki konotasi yang mereka
tertarik untuk berhubungan. Akhirnya, setidaknya beberapa komunitas, ada perasaan bahwa pengalaman mereka dalam beberapa cara membandingkan orang-orang dari diaspora asli – yang
mereka juga adalah
korban, seperti yang tersebar Yahudi dan budak
Afrika.
Sebuah konsep
yang terkait adalah bahwa dari 'komunitas transnasional'. dalam sangat Secara
sederhana, idenya adalah bahwa beberapa migran telah mulai hidup 'di antara
'negara. Mereka mempertahankan berkelanjutan sosial, ekonomi, dan politik
kontak dengan orang dan tempat di negara asal mereka yang melampaui batas
nasional. Menurut migrasi terkemuka Alejandro Portes sarjana (di Review Migrasi
Internasional, 31 (1997)), masyarakat transnasional terdiri Padat jaringan lintas
batas politik yang
diciptakan oleh imigran di mereka pencarian untuk kemajuan ekonomi dan pengakuan sosial. Melalui jaringan ini, peningkatan
jumlah orang yang mampu hidup ganda. Peserta sering bilingual, bergerak dengan mudah antara budaya,
sering menjaga rumah di dua
negara, dan mengejar ekonomi, politik dan
budaya kepentingan yang membutuhkan kehadiran mereka di
kedua.
Implikasinya,
orang-orang ini mulai melepaskan diri dari kungkungan definisi politik seperti
imigran atau warga negara. Stephen Castles, salah satu ulama terkemuka di dunia
migrasi, menganggap implikasi untuk kewarganegaraan transnasionalisme sebagai
berikut (dalam R. Iredale et al. (eds), Migrasi di Asia-Pasifik (Edward Elgar,
2003)):
Transnasionalisme
pasti akan menyebabkan kenaikan pesat dalam beberapa
kewarganegaraan - menciptakan fenomena yang paling ditakuti oleh kaum nasionalis berpotensi dibagi loyalitas orang dengan instrumental bukan atribut emosional terhadap keanggotaan negara. Para pertumbuhan transnasionalisme mungkin dalam jangka panjang menyebabkan pemikiran ulang isi sangat kewarganegaraan.
kewarganegaraan - menciptakan fenomena yang paling ditakuti oleh kaum nasionalis berpotensi dibagi loyalitas orang dengan instrumental bukan atribut emosional terhadap keanggotaan negara. Para pertumbuhan transnasionalisme mungkin dalam jangka panjang menyebabkan pemikiran ulang isi sangat kewarganegaraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar